Negeri Zamrud Khatulistiwa? Gen-Z? Biaya SPP? Ketiganya dapat menjadi paduan yang sangat cocok dan hangat untuk dibicarakan belakangan ini. Ya! Negeri Zamrud Khatulistiwa adalah julukan yang sering digunakan untuk Indonesia ini adalah salah satu tempat dimana para generasi-Z atau Gen-Z tumbuh belajar dan berkembang. Dalam beberapa tahun terakhir ini dunia perkuliahan sudah mulai digandrungi oleh para Gen-Z dimana rentang usia tahun kelahirannya dimulai dari tahun 1997-2012. Bagaimana Sobels, apakah usia kamu juga termasuk ke dalam kriteria anak Gen-Z? Atau kamu termasuk ke dalam kaum yang berumur sedikit lebih tua?:D
Generasi Z juga dikenal sebagai generasi yang lebih terkoneksi secara digital. Secara tidak langsung mereka sebagai kaum milenial tentunya dapat saling berbagi informasi mengenai mahalnya biaya SPP kuliah di Indonesia ini. Berbicara tentang korelasi antara biaya dan kuliah, belum tentu semua lapisan masyarakat dapat mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, apalagi maraknya harga SPP yang semakin hari semakin tinggi di Indonesia. Karena faktanya, masalah biaya kuliah yang tinggi adalah salah satu tantangan utama dalam pendidikan tinggi di Indonesia ini.
Dalam topik kali ini, ada juga beberapa tanggapan dari para Sobels, Shafa (20) salah satu mahasiswi yang sedang melakukan studinya di Perguruan Tinggi Swasta, pasalnya dengan adanya biaya yang semakin hari semakin tinggi, ia menyebutkan bahwa mengapa dengan biaya SPP yang cukup tinggi ini terkadang ada saja perguruan tinggi yang masih belum transparansi terhadap rincian biaya yang perlu dikeluarkan oleh mahasiswa/mahasiswi. Ia juga menanggapi bahwa mungkin dengan adanya transparansi dana yang dilakukan oleh pihak kampus sedikitnya dapat membantu mempermudah sebagian mahasiswa untuk mengatur keuangannya. Ada yang masih ditanggung, dibantu, dibiayai oleh orangtua ada juga mahasiswa yang perlu bekerja terlebih dahulu untuk mendapatkan sepeser uang yang perlu bayar untuk meneruskan pendidikan di perguruan tinggi. Maka menurut Shafa, sangat penting transparansi rincian dana SPP kuliah terhadap keberlangsungan pembelajaran di Perguruan Tinggi.
Jika tadi berbicara tentang dana yang perlu jelas rinciannya seperti apa, ada juga Sobels lain yang memberikan tanggapan terhadap biaya SPP yang tinggi di Indonesia yaitu Syifa (20) berpendapat bahwa dengan SPP ini kita sebagai mahasiswa bisa mencari cara lain dengan mengikuti beasiswa yang sudah tersedia dan disediakan baik oleh pemerintah, institusi pendidikan maupun sektor pariwisata. Ia juga menanggapi program seperti ini harus dimanfaatkan dan ia berharap program ini menjadi semakin baik sehingga dapat mencakup berbagai tingkat pendapatan sehingga sebagian mahasiswa dapat merasakan dunia perkuliahan dengan berbagai latar belakang ekonomi.
Nah Sobels, pada dasarnya masalah biaya SPP yang tinggi di Indonesia ini merupakan masalah yang cukup rumit, sehingga pada akhirnya ini semua membutuhkan tenaga dan kolaborasi dari berbagai pihak seperti pemerintah, lembaga pendidikan, sektor swasta, dan seluruh lapisan masyarakat demi terciptanya kesempatan merasakan pendidikan yang lebih baik, dan merata bagi semua warga Indonesia tanpa adanya saling pandang terhadap ekonomi masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H