"Kenapa bisa begitu? Aku nggak merasa melakukan apapun dari tadi," heran Mia.
"Ketulusanmu untuk merawatku yang bisa mematahkan sihir itu, Mia," jawab Ilona yang dibalas anggukan oleh Mia.
"Lalu apa tujuanmu.. Putri Ilona?" tanya Mia.
"Hahaha.. tidak perlu kaku begitu. Panggil saja aku Ilona, atau.. panggil Putih juga tidak apa."
"Hehe.. o-oke. Jadi setelah kembali jadi manusia apa yang akan kamu lakukan, Ilona?" tanya Mia.
"Aku akan mengabulkan satu permintaanmu, jadi sekarang katakan saja apa yang kamu inginkan, Mia."
Mia terdiam sejenak, sepertinya ini adalah waktu yang tepat untuk menjadikan keinginannya menjadi kenyataan. Tapi, Mia ragu, apakah Ilona bisa mengabulkan keinginannya yang satu ini.
"Aku.. mau Ayah dan Ibu. Aku mau liburan keluarga sama mereka. Apa kamu bisa kabulkan hal itu?"
Ilona tersenyum sambil menjetikan jari, "Tentu saja bisa! Urusan seperti itu adalah hal yang mudah untuk Ilona."
Seraya menggigit pelan bibirnya, Mia bertanya sekali lagi untuk memastikan. "Kamu serius?" Ilona pun mengangguk sebagai jawaban.
"Sekarang kamu berbaring di kasur dan pejamkan matamu selama beberapa saat, setelah itu keinginanmu akan terkabul," kata Ilona.