Mia segera masuk ke kamarnya yang bernuansa serba merah muda dengan beberapa foto dirinya yang terpasang rapi di dinding. Setelah selesai membersihkan diri dan memandikan anak kucing--yang kini menjadi teman barunya--Mia beranjak ke dapur untuk makan siang serta memberi anak kucing itu makanan. Selesai makan, Mia kembali membawa anak kucing itu ke kamar.
"Oh iya, kita belum kenalan! Namaku Mia, umurku 7 tahun. Kalau kamu?" tanya Mia sambil berbaring pada anak kucing di depannya yang hanya dibalas kedipan kecil.
"Hehehe.. buat apa aku tanya kamu, ya? Kucing kan nggak bisa bicara."
Mia terdiam sejenak. Telunjuknya diketuk-ketuk ke dagu, memikirkan nama untuk anak kucing barunya. Tak lama kemudian, Mia tersenyum.
"Aku tahu! Mulai sekarang nama kamu itu Putih, karena bulu kamu putih bersih," ujar Mia dengan semangat sambil sesekali bertepuk tangan. Rupanya, bukan hanya Mia yang senang, anak kucing yang kini dipanggil 'Putih' itu pun ikut senang. Putih mendekat ke arah Mia yang kini sedang duduk di tepi kasur. Putih berhenti tepat di depan Mia yang masih tersenyum. Namun, tiba-tiba cahaya putih keluar yang sangat terang dari tubuh Putih hingga membuat Mia memejamkan mata karena tidak kuat menahan silaunya.
Beberapa detik berlalu, Mia tidak merasakan sesuatu hingga akhirnya memberanikan diri untuk membuka mata. Alangkah terkejutnya Mia ketika mendapati seorang gadis kecil seusia dengannya berdiri sambil tersenyum di hadapannya. Gadis itu mengenakan gaun putih dengan mahkota kecil di kepalanya, terlihat anggun dan menggemaskan.
"K-kamu.. siapa? Kenapa bisa ada di kamarku? Lalu.. d-dimana Putih?" tanya Mia gugup.
"Halo, Mia! Senang bertemu denganmu. Aku Ilona, anak kucing yang kamu sebut sebagai Putih," jawab sosok yang mengaku sebagai Putih.
Mia masih terdiam dengan mulut sedikit terbuka. Ia sangat terkejut, tidak menyangka anak kucing kecil yang ditemukannya sepulang sekolah kini berubah menjadi manusia seperti dirinya.
"Apa tujuan kamu ke sini? Kenapa bisa Putih berubah jadi manusia?" tanya Mia.
"Aku ini sebenarnya seorang putri kerajaan yang sedang dihukum. Ayahanda meminta penyihir kerajaan merubahku menjadi kucing karena kenakalanku sendiri. Penyihir kerajaan lalu mengirimku ke tempat ini dan berkata bahwa suatu hari akan ada anak baik yang datang menolongku, dan ternyata benar, kamu datang menolongku, Mia."