Keadaan Indonesia dua tahun belakangan ini mengalami segala perubahan dikarenakan adanya Pandemi Covid-19. Baik itu pendidikan, perekonomian, dan bidang lainnya, termasuk melakukan karya wisata. Mengunjungi tempat bersejarah menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk melakukan karya wisata, namun pada awal pandemi sendiri, Indonesia belum menemukan alternatif untuk mewadahi karya wisata yang akan 'mati' karena tidak adanya pengunjung selama masa Pandemi Covid-19. Kesulitan yang dialami salah satunya adalah mencari alternatif lain untuk mewadahi karya wisata sejarah, seperti candi, dan juga museum. Namun, para pengurus museum tidak menyerah dalam mencari alternatif lain untuk memperkenalkan museum, walaupun berada di masa Pandemi dan tidak diperkenankan beraktifitas secara normal di luar, dengan mengadakan Virtual Museum.
Menurut Glaser (2021), Museum Virtual adalah koleksi benda-benda museum yang ditampilkan seluruhnya secara daring. Berbicara mengenai 'virtual', platform yang sudah akrab dengan masyarakat sendiri adalah situs web, elektronik jaringa, dan grafik 3D. Museum Virtual sendiri dianggap sebagai salah satu cara pendekatan yang dinamis untuk menampilkan koleksi museum secara digital. Langkah ini juga menjadi jawaban dari kesulitannya masyarakat pada masa Pandemi untuk melakukan karya wisata sejarah di Museum. Peralihan museum konvensional ke museum virtual sendiri dapat dilakukan dengan mengubah penampilan, praktik kerja, dan cara berinteraksi dengan publik. Memiliki media baru seperti komputer, laptop, dan jaringan menjadi sarana untuk melakukan modernisasi mempopulerkan, dan meningkatkan efisiensi institusi yang dianggap kaku dan ketinggalan zaman (Henning,2006). Dengan adanya museum virtual, masyarakat dapat mengakses teks, gambar, dan suara yang tersedia di database.
Salahsatu museum yang menyediakan virtual tour nya adalah Museum Benteng Vredeburg, dimana dalam Museum Benteng Vredeburg terdapat 4 diorama yang menjelaskan terkait sejarah perjuangan Indonesia. Maka dari itu, tidak heran jika Museum Benteng Vredeburg menjadi salahsatu karya wisata sejarah yang dikunjungi masyarakat, karena bukan hanya sebagai sarana edukasi, namun juga sebagai sarana rekreasi. Museum Benteng Vredeburg juga terdampak dari adanya Pandemi Covid-19, maka dari itu pihak Museum mengalihkan dan melakukan pengembangan dalam menyampaikan isi Museum dengan cara membuat Virtual Tour Museum.
https://virtualtourvredeburg.id/ . Setelah kalian membuka link tersebut, kalian akan diminta untuk mengisi buku tamu.
Jika kalian penasaran, kalian dapat mengakses Virtual Tour Museum Benteng Vredeburg melalui website iniNah, disaat teman-teman meng-klik layar yang terdapat tanda, maka akan terputar video animasi mengenai penjelasan sejarah mula terbentuknya Museum Benteng Vredeburg, dan bertemu dengan Bayu, Sekarh, juga Pak Pandu.
Setelah mendengarkan penjelasan yang disampaikan Pak Pandu, kita akan diarahkan kepada ruang Diorama 1.
Jika teman-teman meng-klik tanda 'play', maka teman-teman akan disuguhkan dengan video animasi mengenai perang Jawa, dan jika teman-teman meng-klik tanda yang memiliki warna oranye, maka teman-teman akan diberikan penjelasan mengenai koleksi tersebut.
Nah, dengan arahan singkat diatas mengenai Virtual Tour Museum Benteng Vredeburg, apakah kalian siap untuk melakukan wisata edukasi secara virtual di rumah?? Jangan lupa mengunjungi https://virtualtourvredeburg.id/ selama masa liburan ini yaa!!
Daftar Rujukan