PENDAHULUAN
Wacana dapat berwujud lisan dan tulis yang disebut sebagai teks dalam wacana. Dalam beberapa tahun belakangan ini kata wacana kerap kali muncul baik dalam pernyataan secara lisan maupun tulisan. Biasanya kata ini muncul saat seseorang memberikan pernyataan lisan atau tertulis sebagai tanggapan atas satu topik tertentu. Topik yang dimaksud tidak hanya berkaitan pada satu bidang tertentu tetapi juga dalam hampir banyak bidang, seperti politik, sosial, budaya, seni, dan lain sebagainya. Disiplin ilmu yang mempelajari wacana disebut dengan analisis wacana. Analisis wacana merupakan suatu kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah, baik dalam bentuk tulis maupun lisan. Analisis wacana bertujuan untuk mengetahui adanya pola-pola atau tatanan yang di ekspresikan oleh suatu teks, Analisis wacana mengkaji unit kebahasa-an dalam cakupan ilmu linguistik baik mikro seperti sintaksis, pragmatik, morfologi, dan fonologi dan linguistik makro seperti sosiolinguisitk, pragmatik, psikolinguistik.
Membahas tentang menafsirkan suatu teks yakni memahami apa yang sebenarnya yang dimaksudkan oleh penyampai pesan, mengapa harus diampaikan, dan bagiamana pesan tersusun dan dipahami serta motif dibaik teks. Selain itu, melalui analisis wacana dapat diketahui apakah sebuah teks mengandung wacana atau tidak. Pada prinsipnya analisis wacana adalah analisis bahasa dalam penggunaannya
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode analisis isi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu pendekatan linguistik yaitu analisis wacana kritis. Adapun teori yang digunakan adalah teori analisis wacana kritis model Teun A. van Dijk. Data primer dalam penelitian ini adalah lirik lagu “Usik” karya Feby Putri. Adapun data sekunder dalam penelitian ini terdiri dari buku-buku teori, artikel-artikel yang memuat informasi mengenai proses Feby Putri dalam menuliskan lagu “Usik” serta informasi lain tentang lagu maupaun penulis lagu untuk mendukung analisis data dalam sub bab pembahasan kognisi sosial dan konteks social, serta jurnal publikasi ilmiah mengenai teori analisis wacana kritis Teun A. van Dijk untuk mendukung analisis data.
Teknik dalam penelitian ini terdiri dari tiga teknik, yaitu teknik pengumpulan data, analisis data, dan penyajian hasil. Dalam teknik pengumpulan data, lirik lagu “Usik” didengarkan serta dibaca melalui aplikasi streaming YouTube. Dalam analisis data, lagu “Usik” didengarkan berulang-ulang, serta liriknya dibaca dan diresapi. Lirik “Usik” diresapi dengan mendayagunakan panca indera dan mengaitkannya dengan masing-masing komponen analisis teks. Sub bab analisis teks berfokus pada lirik lagu tersebut. Dalam penyajian hasil, teori analisis wacana kritis model Teun A. van Dijk diaplikasikan dalam lirik lagu “Usik”. Struktur wacana yang terdiri dari tematik, skematik, semantik, sintaksis, stilistik, dan retoris akan dipaparkan dalam sub bab pembahasan analisis teks. Sedangkan proses kreatif dan bagaimana resepsi lirik lagu “Usik” dijelaskan dalam sub bab kognisi sosial dan konteks sosial.
HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Makro
Lagu “Usik” mengangkat tema mengenai hak kesetaraan manusia. Lagu “Usik” mempunyai makna yang dalam disetiap liriknya. Makna lagu ini tergantung bagaimana presfektif seseorang yang mendengarnya. Tema mengenai hak kesetaraan manusia dalam lirik lagu ini dijelaskan dalam penggalan bait lirik berikut.
(5)
Tiada yang meminta seperti ini
Tapi menurutku Tuhan itu baik Merangkai cerita ku sehebat ini
Tetap menunggu dengan hati yang lapang
Penjelasan pada bait tersebut mengenai harapan adanya sebuah kesetaraan terlihat dalam lirik lagu “Tiada yang meminta seperti ini”. Lirik tersebut menggambarkan seseorang yang memiliki kekurangan dalam hidupnya yang belum tentu orang lain dapat merasakannya. Dalam penggalan lirik tersebut menjelaskan bahwa bagaimana pun keadaannya, alur cerita kehidupan dari Tuhan adalah hal yang terbaik.
Superstruktur
Analisis superstruktur sebuah wacana merupakan suatu analisis yang lebih cenderung berupa indentifikasi struktur pembentuk wacana. Superstruktur atau skema dalam lirik lagu merupakan sub bab analisis wacana yang menjelaskan struktur atau elemen apa saja yang membentuk sebuah lagu. Skema atau struktur lagu terdiri atas beberapa elemen di antaranya, introduction, verse, bridge, chorus, reffrein, interlude, overtune, dan coda. Berikut skema atau struktur lirik lagu “Usik” karya Feby Putri.
[Introduction]
Tusuk halt gnay natagni gnajrenem Tudusret uk ini gnaur tagnah malad Tural halt gnay lah kaugnem [Verse]
Tersesak beriring kabut
Menguak hal yang telah larut
Dalam hangat ruang ini ku tersudut Menerjang ingatan yang telah kusut
Hanyut di dalam duniaku
Binasa seram kelam redup
Perlahan menjerit atas yang ku terima
Dari orang-orang yang tak paham
[Chorus]
Hari-hari kujalani harap ada yang bermakna Kembalikanlah senyumku yang pergi Secepat seperti dilahirkan lagi
[Verse 2]
Tiada yang meminta seperti ini
Tapi menurutku tuhan itu baik
Merangkai ceritaku sehebat ini
Tetap menunggu dengan hati yang lapang Bertahan dalam macamnya alur hidup Sampai bisa tiba bertemu cahaya
[Bridge]
Tapi menurutku tuhan itu baik
Tapi menurutku tuhan itu baik
[Chorus]
Hari-hari kujalani harap ada yang bermakna Kembalikanlah senyumku yang pergi Secepat seperti di lahirkan lagi
Hari-hari kujalani harap ada yang bermakna Kembalikanlah senyumku yang pergi Secepat seperti di lahirkan lagi
Hari-hari kujalani harap ada yang bermakna Kembalikanlah senyumku yang pergi Secepat seperti di lahirkan lagi
Struktur Mikro
1. Semantik
Kajian semantik membahas mengenai makna. Dalam KBBI, “Usik” memiliki makna perbuatan yang mengganggu orang lain. Secara tersirat makna dari lirik lagu “Usik” dijelaskan oleh sang penulis, yakni berharap agar manusia tidak mengusik kehidupan manusia lain dalam bentuk perundungan. Karena tidak ada manusia yang bisa memilih takdirnya, manusia hanya bisa menjalani tentang apa yang telah digariskan oleh Sang Pencipta.
2. Sintaksis
Kajian sintaksis mempelajari hubungan antar kata-kata pada pengungkapannya. Berikut analisis sintaksis lirik lagu “Usik”.
Tersesak beriring kabut
Menguak hal yang telah larut Dalam hangat ruang ini ku tersudut Menerjang ingatan yang telah kusut
Bait tersebut memiliki hubungan makna antar klausa dalam kalimat, yakni hubungan penerang. Ditandai dengan kata yang untuk menerangkan kalusa sebelumnya. Tidak hanya bait tersebut, pada bait seterusnya penulis juga menggunakan hubungan penerang. Dalam lirik lagu “Usik”, penulis banyak menggunakan hubungan penerang.
Tiada yang meminta seperti ini Tapi menurutku tuhan itu baik
Bait tersebut memiliki hubungan makna antar klausa dalam kalimat, yakni hubungan perlawanan. Ditandai dengan kata tapi. Dimana apa yang dinyatakan pada klausa pertama tidak sama dengan klausa kedua. Hubungan perlawanan juga dilihat pada bait selanjutnya.
Bertahan dalam macamnya alur hidup Sampai bisa tiba bertemu cahaya
Tapi menurutku tuhan itu baik
Tapi menurutku tuhan itu baik
Hubungan perlawanan dalam bait tersebut ditegaskan dua kali, tujuannya agar pendengar dan pembaca tahu bahwa hal tersebut memang berlawanan.
3. Stilistik
Kajian stilistika mempelajari tentang penggunaan bahasa dan gaya bahasa didalam karya sastra. Berikut analisis stilistika lirik lagu “Usik”.
Tusuk halt gnay natagni gnajrenem Tudusret uk ini gnaur tagnah malad Tural halt gnay lah kaugnem
Pada bagian introduction, penulis lagu menggunakan kalimat unik yang jika dibaca seakan tidak memiliki arti. Namun nyatanya kalimat-kalimat tersebut tersusun atas kalimat-kalimat yang terbalik.
Tersesak beriring kabut
Menguak hal yang telah larut Dalam hangat ruang ini ku tersudut Menerjang ingatan yang telah kusut
Pada bait pertama lagu “Usik” menggunakan gaya bunyi sajak akhir. Bait tersebut kompak dengan bunyi akhir yang sama yakni ut. Bunyi sajak akhir yang sama membuat efek estets serta untuk menumbuhkan irama yang menyebabkan liris atau pencerahaan perasaan.
Hanyut di dalam duniaku
Binasa seram kelam redup
Perlahan menjerit atas yang ku terima Dari orang-orang yang tak paham
4. Retoris
Unsur retoris erat kaitannya dengan bagaimana dan dengan cara apa penekanan dilakukan. Penekanan dalam lirik “Usik” terdapat dalam pengulangan lirik
berikut.
(3)
Hari-hari kujalani harap ada yang bermakna Kembalikanlah senyumku yang pergi Secepat seperti dilahirkan lagi
(7)
Hari-hari kujalani harap ada yang bermakna Kembalikanlah senyumku yang pergi Secepat seperti dilahirkan lagi
(8)
Hari-hari kujalani harap ada yang bermakna Kembalikanlah senyumku yang pergi Secepat seperti dilahirkan lagi
(9)
Hari-hari kujalani harap ada yang bermakna Kembalikanlah senyumku yang pergi Secepat seperti dilahirkan lagi
Secara semantik, keempat bait tersebut bermakna tentang seseorang yang kehilangan kebahagian namun tetap menjalani kehidupan hingga ia berharap bisa bahagia seperti dahulu. Repetisi pun dilakukan sampai empat kali, pada bait ketiga, ketujuh, kedelapan dan kesembilan yang bertujuan agar kalimat tersebut menjadi do’a yang terwujud.
Kognisi Sosial
Kognisi sosial melihat bagaimana suatu wacana diproduksi. Pada lirik lagu “Usik”, sang penulis yakni Feby Putri mengangkat tema mengenai hak kesetaraan manusia. Lagu ini ditulis dan didedikasikan kepada orang-orang yang berjuang tentang budaya tuli, Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) dan kesetaraan hak yang sama dengan masyarakat dengar.
Konteks Sosial
Lagu “Usik” menjadi lagu dari Feby Putri yang berhasil membuat pendengar dan pembaca merasakan sebuah lagu. Konteks sosial dalam lagu ini dapat diartikan bahwa ada mereka yang memiliki kekurangan tidak merasakan hidup dengan kebahagiaan yang sempurna. Tapi dalam kehidupan kita harus berjuang hingga menemukan kebahagiaan.
KESIMPULAN
Melalui analisis tematik, penelitian ini mengungkap tema yang ingin disampaikan Feby Putri yaitu, tentang hak kesetaraan manusia. Analisis skematik berperan membagi struktur atau elemen lagu untuk mempermudah penelitian. Analisis semantik berperan besar dalam menemukan makna lirik lagu “Usik”. Analisis sintaksis berperan dalam bagaimana bentuk kalimat yang dipilih oleh Feby Putri dalam menulis lagu. Analisis stilistik berperan dalam menemukan kesan yang timbul dari bunyi dan asonansi yang dilih oleh Feby Putri. Analisis retoris berperan dalam menemukan bagaimana penegasan dalam lagu “Usik” sehingga pesan dalam lirik tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat sebagai pendengar atau pembaca. Analisis kognisi sosial berperan dalam mengungkap proses kreatif penulis saat menciptakan lagu tersebut. Dan analisis konteks sosial berperan untuk mengetahui apakah lagu “Usik” diterima atau tidak di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, L. W., & Ramadhan, S. (2019). Iklan Tokobagus. Com: Analisis Struktur Wacana
Model Van Dijk (Tokobagus. Com Advertisement: Van Dijk Model Of Discourse
Structure Analysis). Kandai, 15(1), 75-86.
Arwansyah, Y. B., & Saputra, N. (2021). Study of Feminism and Women's Existence in the
Novel Bumi Manusia by Pramoedya Ananta Toer. LingLit Journal Scientific Journal for
Linguistics and Literature, 2(4), 150-160.
Cahyono, K., Palupi, M. T., & Kusumaningrum, R. N. (2021). Makna Konotatif dalam Antologi
Perjamuan Khong Guan Karya Joko Pinurbo (Kajian Semantik). Jurnal Skripta, 7(2).
Eriyanto. 2011. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: Percetakan LkiS.
Rohana, R. (2015). BUKU ANALISIS WACANA.
Imam, A. F. (2012). Analisis wacana Van Dijk pada lirik lagu Irgaa Tani (my heart will go
on). Lisanul Arab: Journal of Arabic Learning and Teaching, 1(1).
Lestari, H. P. (2021). Analisis Wacana Kritis Lirik Lagu “Lexicon” Ciptaan Isyana
Sarasvati. UNDAS: Jurnal Hasil Penelitian Bahasa dan Sastra, 17(1), 47-62.
Septarianto, T. W. (2018, November). MANISFESTASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL
DALAM BUKU CERITA ANAK KECIL-KECIL PUNYA KARYA (KKPK)“LILI &LYLIU”.
In Seminar Internasional Riksa Bahasa (pp. 829-836).
Utama, W. W. I., Arwansyah, Y. B., & Wibowo, B. A. (2022). Nilai Filosofis Sestradi Puro
Pakualaman Yogyakarta Sebagai Dasar Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Jurnal
Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(5), 4820-4830.