Mohon tunggu...
Alma Ega Putri Nurrawi
Alma Ega Putri Nurrawi Mohon Tunggu... Pendidikan Matematika'22

Mahasiswa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Wajib Coba! Pembelajaran yang Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa di Kelas

15 Maret 2025   12:18 Diperbarui: 15 Maret 2025   12:18 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (Sumber: wawasanpendidikan.com)

Pendidikan yang berkualitas bukan hanya soal meraih nilai tinggi, tetapi juga tentang membentuk karakter siswa, termasuk kepercayaan diri mereka. Dalam menjalani proses belajar, kepercayaan diri yang tinggi dan semangat yang besar sangatlah penting. Setiap individu perlu berinteraksi dengan orang lain di lingkungan pendidikan, dan di sinilah kepercayaan diri memainkan peran penting. Kepercayaan diri bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir, melainkan ini adalah keterampilan yang bisa kita kembangkan seiring waktu.

Penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki rasa percaya diri tinggi lebih termotivasi untuk belajar, lebih tahan menghadapi kegagalan, dan cenderung meraih hasil akademik yang lebih baik. Sebaliknya, individu dengan kepercayaan diri rendah sering kali bersikap pesimis dalam menjalani berbagai hal, bahkan cenderung menyerah sebelum mencoba. Sayangnya, banyak siswa di Indonesia masih merasa kurang percaya diri, terutama di lingkungan kelas yang sering kali terlalu menekankan pada hasil akhir ketimbang proses belajar itu sendiri.

Dalam konteks ini, sangat penting bagi guru untuk menciptakan suasana belajar yang mendukung dan memberdayakan siswa. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang tidak hanya meningkatkan pemahaman akademis, tetapi juga membangun rasa percaya diri siswa.

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

Numbered Head Together (NHT) adalah sebuah model pembelajaran yang mengusung konsep kerja kelompok, di mana setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab atas tugas yang diemban. Dalam pendekatan ini, tidak ada pemisahan antara siswa dalam satu kelompok, mereka saling membantu dan berbagi pengetahuan satu sama lain. Tipe NHT ini telah terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa sekaligus membangun interaksi sosial yang positif. Hal ini mendorong partisipasi siswa dan membuat mereka lebih aktif selama proses pembelajaran. Semua siswa memiliki kesempatan untuk berkontribusi tanpa merasa tertekan, karena mereka bekerja dalam tim. Dengan demikian, metode ini juga membantu mengurangi rasa takut gagal karena tanggung jawab dibagi bersama-sama.

Strategi Pembelajaran ATONG: Amati, Tanya, Olah, Nalar, Gagas

Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak bisa dipisahkan dari penerapan strategi yang tepat. Untuk meningkatkan efektivitas NHT (Numbered Head Together), kita bisa mengintegrasikan strategi ATONG (Amati, Tanya, Olah, Nalar, Gagas). Strategi ini mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran dengan cara:

  • A (amati) semua situasi belajar yang ada,
  • T (tanya) setiap masalah yang muncul, sehingga mereka dapat
  • O (olah) jawaban dari pertanyaan tersebut, lalu
  • N (nalar) untuk menganalisis lebih lanjut hingga akhirnya
  • G (gagas) suatu ide atau inovasi baru

Pendekatan ini tidak hanya melibatkan aspek kognisi tetapi juga melatih keterampilan berpikir kritis dan kreatif siswa. Dengan kombinasi NHT dan ATONG, siswa tidak hanya belajar memahami materi pelajaran, tetapi juga merasa dihargai atas kontribusi mereka.

Pembelajaran NHT berbasis ATONG

Model pembelajaran seperti NHT berbasis ATONG adalah solusi praktis untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa di kelas. Pendekatan ini sejalan dengan pandangan para ahli pendidikan, seperti Spencer Kagan yang menekankan pentingnya interaksi sosial dalam pembelajaran kooperatif. Dengan demikian, lahirlah model pembelajaran NHT yang bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dan mendorong kolaborasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun