Mohon tunggu...
Alma Baisyura
Alma Baisyura Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hobi saya membuat kue brownies

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengalaman Belajar dan Pengkondisian Klasik

26 September 2024   21:58 Diperbarui: 26 September 2024   21:59 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Ketika pertama kali mendengar tentang teori pengkondisian klasik, mungkin banyak yang menganggapnya hanya sebagai bagian dari teori psikologi. Namun, tanpa disadari, teori ini sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, memengaruhi cara belajar dan merespons situasi tertentu.

Teori pengkondisian klasik pertama kali ditemukan oleh Ivan Pavlov, ilmuwan Rusia yang terkenal dengan eksperimennya pada anjing. Pavlov menemukan bahwa anjing-anjingnya mulai mengeluarkan air liur setiap kali mendengar suara bel, karena bel tersebut diasosiasikan dengan makanan. Ini menunjukkan bahwa perilaku dapat dipengaruhi oleh rangsangan yang awalnya tidak terkait, selama ada asosiasi yang konsisten.

Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari, ketika masih duduk di bangku sekolah, bel sekolah sering menimbulkan kecemasan menjelang pelajaran tertentu, seperti matematika. Bel tersebut tidak memiliki makna khusus selain sebagai tanda dimulainya pelajaran. Namun, karena selalu diasosiasikan dengan pelajaran yang dianggap sulit, bel akhirnya menjadi pemicu rasa cemas. Ini merupakan contoh sederhana bagaimana pengkondisian klasik bekerja.

Selain itu, kebiasaan sehari-hari juga sering terbentuk melalui pengkondisian ini. Misalnya, ketika seseorang terbiasa belajar sambil mendengarkan musik tertentu, musik tersebut dapat menjadi pemicu yang memicu suasana belajar. Ketika musik yang sama terdengar di tempat lain, suasana belajar akan secara otomatis muncul meskipun tidak berada di lingkungan belajar yang sebenarnya.

Pemahaman tentang pengkondisian klasik dapat dimanfaatkan untuk membentuk kebiasaan baru. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan mengasosiasikan aktivitas positif, seperti membaca, dengan sesuatu yang menyenangkan, seperti camilan favorit. Dengan pengulangan yang cukup, camilan tersebut akan menjadi pemicu untuk meningkatkan motivasi membaca, bahkan tanpa harus diingatkan secara langsung.

Dalam kehidupan sehari-hari, pengkondisian klasik sering terjadi tanpa disadari. Pola belajar, kebiasaan, dan respons emosional dapat dipengaruhi oleh asosiasi yang terbentuk melalui pengalaman berulang. Dengan memahami bagaimana teori ini bekerja, pengkondisian klasik dapat digunakan untuk menciptakan kebiasaan positif dan meningkatkan efektivitas belajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun