Ketika pertama kali mendengar tentang teori pengkondisian klasik, mungkin banyak yang menganggapnya hanya sebagai bagian dari teori psikologi. Namun, tanpa disadari, teori ini sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, memengaruhi cara belajar dan merespons situasi tertentu.
Teori pengkondisian klasik pertama kali ditemukan oleh Ivan Pavlov, ilmuwan Rusia yang terkenal dengan eksperimennya pada anjing. Pavlov menemukan bahwa anjing-anjingnya mulai mengeluarkan air liur setiap kali mendengar suara bel, karena bel tersebut diasosiasikan dengan makanan. Ini menunjukkan bahwa perilaku dapat dipengaruhi oleh rangsangan yang awalnya tidak terkait, selama ada asosiasi yang konsisten.
Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari, ketika masih duduk di bangku sekolah, bel sekolah sering menimbulkan kecemasan menjelang pelajaran tertentu, seperti matematika. Bel tersebut tidak memiliki makna khusus selain sebagai tanda dimulainya pelajaran. Namun, karena selalu diasosiasikan dengan pelajaran yang dianggap sulit, bel akhirnya menjadi pemicu rasa cemas. Ini merupakan contoh sederhana bagaimana pengkondisian klasik bekerja.
Selain itu, kebiasaan sehari-hari juga sering terbentuk melalui pengkondisian ini. Misalnya, ketika seseorang terbiasa belajar sambil mendengarkan musik tertentu, musik tersebut dapat menjadi pemicu yang memicu suasana belajar. Ketika musik yang sama terdengar di tempat lain, suasana belajar akan secara otomatis muncul meskipun tidak berada di lingkungan belajar yang sebenarnya.
Pemahaman tentang pengkondisian klasik dapat dimanfaatkan untuk membentuk kebiasaan baru. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan mengasosiasikan aktivitas positif, seperti membaca, dengan sesuatu yang menyenangkan, seperti camilan favorit. Dengan pengulangan yang cukup, camilan tersebut akan menjadi pemicu untuk meningkatkan motivasi membaca, bahkan tanpa harus diingatkan secara langsung.
Dalam kehidupan sehari-hari, pengkondisian klasik sering terjadi tanpa disadari. Pola belajar, kebiasaan, dan respons emosional dapat dipengaruhi oleh asosiasi yang terbentuk melalui pengalaman berulang. Dengan memahami bagaimana teori ini bekerja, pengkondisian klasik dapat digunakan untuk menciptakan kebiasaan positif dan meningkatkan efektivitas belajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H