Mohon tunggu...
Avril Allyssa Zen
Avril Allyssa Zen Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Surabaya, Jawa Timur.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemikiran Jean Francois Lyotard

11 Januari 2024   11:58 Diperbarui: 11 Januari 2024   12:08 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jean-Franois Lyotard lahir di Versailles pada tahun 1924. Setelah berakhirnya Perang Dunia II, ia masuk Universitas Sorbonne dan memilih studi filsafat sebagai bidang utamanya. Lyotard kemudian menjadi dosen di beberapa universitas, dan ia menjabat selama sepuluh tahun di Universitas Paris VIII (Saint Denis) hingga tahun 1989. Antara tahun 1956 dan 1966, Lyotard juga menjadi anggota dewan redaksi untuk jurnal sosialis "Socialisme ou barbarie" dan surat kabar sosialis "Pouvoir Ouvrier." Selain itu, ia aktif terlibat dalam upaya menentang pemerintahan Prancis selama perang di Aljazair.

Pemikiran filsafat Lyotard dipengaruhi oleh Marx dan Kant. Meskipun ia menyetujui pengaruh Marx dalam politiknya pada tahun 1950-an, pada tahun 1960-an, ia telah menjadi seorang filsuf postmodernitas non-Marxis. Jean-Franois Lyotard meninggal pada tahun 1998 pada usia 74 tahun.

Dalam karyanya yang terkenal, "Libidinal Economy," Jean-Franois Lyotard menunjukkan evolusi pemikirannya dari ekonomi politik dalam "Discours, figure" yang dekat dengan pemikiran Marxisme menuju landasan libido dalam teori Freud. Hal ini mencerminkan pergeseran dari filsafat yang bersandar pada totalitarisme yang diwakili oleh Marxisme menuju pemahaman terhadap keinginan manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, tidak terbatas pada sistem tunggal (seperti komunisme).

Karya lain yang membuatnya terkenal adalah "The Postmodern Condition" dan "The Differend." Dalam "The Postmodern Condition," Lyotard membahas laporan tentang pengetahuan dari pemerintahan Quebec, meninjau peran pengetahuan, ilmu, dan teknologi dalam masyarakat yang sudah maju. Masyarakat ini dianggap telah kehilangan kredibilitas dalam konteks organisme (Durkheim) dan sistem fungsional Parsons, serta pemisahan kelas dalam teori Marx yang membentuk metanarasi yang mempengaruhi masyarakat. Metanarasi tersebut mencakup akumulasi cerita-cerita besar dalam tradisi yang dijadikan tolak ukur untuk tindakan dan pengesahan dalam masyarakat.

Lyotard menyoroti bahwa pengesahan baku terhadap metanarasi, seperti dalam ilmu pengetahuan yang hanya fokus pada eksperimen tanpa mempertimbangkan dampak negatif terhadap masyarakat, atau doktrin agama yang gagal menyelesaikan masalah sosial, dapat membawa masyarakat kehilangan kemampuan untuk berubah. Baginya, pengesahan-pengesahan ini tidak boleh menjadi dasar tunggal dalam kehidupan, dan semua pengesahan tersebut seharusnya diuji dalam peran dan kontribusinya terhadap masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun