Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki ekonomi terbesar di kawasan Asia Tenggara. Hingga pada akhir tahun 2022, Produk Domestik Bruto atau yang biasa disingkat menjadi PDB di Indonesia mencapai USD 1,39 milyar, mendominasi keseluruhan PDB ASEAN. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia salah satunya adalah kegiatan ekspor dan impor. Artikel ini akan membahas seberapa berpengaruhnya kegiatan ekspor dan impor ini pada pertumbuhan ekonomi Indonesia dan apa saja dampak positif serta negatifnya.
Ekspor melibatkan penjualan barang atau jasa dari suatu negara ke negara lain, dan ini menjadi suatu metode untuk meningkatkan pendapatan negara serta menciptakan peluang pekerjaan di dalam negeri. Barang atau jasa yang diekspor dapat mencakup produk pertanian, pabrik, atau layanan seperti pariwisata. Sebaliknya, impor adalah kegiatan membeli barang atau jasa dari negara lain untuk digunakan di dalam negeri. Proses impor dapat membantu memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri di dalam negeri, mencakup bahan baku, mesin, atau produk konsumen.
Perdagangan internasional, melalui kegiatan ekspor dan impor, memiliki peran yang penting dalam memengaruhi perekonomian Indonesia. Ekspor berperan dalam meningkatkan pendapatan negara dan menciptakan lapangan pekerjaan, sementara impor membantu memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri di dalam negeri. Meskipun demikian, perlu diperhatikan bahwa terdapat dampak positif dan negatif yang perlu dipertimbangkan.
Dampak positif dari ekspor dan impor adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan. Pada tahun 2022, ekspor Indonesia mencapai USD 209,7 miliar, sementara impor mencapai USD 188,3 miliar. Ekspor utama Indonesia adalah minyak dan gas, batubara, dan produk tekstil, sedangkan impor utama adalah mesin, bahan baku, dan produk konsumen. Data ini menunjukkan bahwa ekspor dan impor berkontribusi besar pada perekonomian Indonesia.
Namun, ada juga dampak negatif dari ekspor dan impor. Salah satunya adalah defisit atau kerugian perdagangan yang terus meningkat. Pada tahun 2022, kerugian perdagangan Indonesia mencapai USD 21,4 miliar. Kerugian perdagangan dapat mengurangi nilai tukar mata uang dan meningkatkan inflasi. Selain itu, ekspor dan impor juga dapat mempengaruhi sektor industri di dalam negeri. Jika impor lebih banyak dari ekspor, maka sektor industri di dalam negeri dapat terganggu.
Untuk mengatasi dampak negatif dari ekspor dan impor, pemerintah Indonesia dapat mengadopsi kebijakan perdagangan yang cerdas dan berkelanjutan. Pemerintah juga dapat meningkatkan keunggulan ekonomi Indonesia dengan meningkatkan kualitas SDM atau sumber daya manusia dan atau prasarana. Dengan demikian, Indonesia bisa memanfaatkan dan mengatasi hambatan atau tantangan dalam konteks perdagangan internasional.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI