Mohon tunggu...
Mega Alawiyah
Mega Alawiyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Aku adalah jiwa yang terjerat dalam keindahan kata, puisi menjadi ladang merenung yang menyelami kedalaman hati. Dalam perjalanan hidup, prinsip stoikisme adalah penerang jiwa, menuntunku untuk tetap teguh dalam ketenangan, bahkan ketika badai kehidupan bergejolak. Sebagai introvert, aku adalah bayang-bayang dalam ruang kesunyian, namun tak gentar untuk berjalan di jalan yang tak dilalui banyak orang, berani hidup dalam perbedaan dan tidak takut untuk tidak disukai. Sebab, di dalam keheningan dan keberanian untuk berbeda, aku menemukan keaslian diri yang tiada duanya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rendahnya Minat Baca di Kalangan Siswa Sekolah Dasar: Studi Kasus Ketidakmampuan Membaca pada Anak

16 Januari 2025   17:30 Diperbarui: 16 Januari 2025   18:16 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Literasi menjadi salah satu pilar utama dalam perkembangan pendidikan di Indonesia. Keterampilan membaca tidak hanya penting untuk memahami materi pelajaran, tetapi juga sebagai dasar bagi penguasaan ilmu pengetahuan lainnya. Namun, meskipun pentingnya literasi sudah disadari, masalah rendahnya minat baca di kalangan siswa sekolah dasar (SD) masih menjadi isu yang cukup mengkhawatirkan. Salah satu indikator dari masalah ini adalah tingginya jumlah anak SD yang masih belum bisa membaca dengan baik, meskipun mereka sudah berada di usia yang seharusnya mampu menguasai keterampilan dasar tersebut.

Mengapa Rendahnya Minat Baca Terjadi?

Beberapa faktor mempengaruhi rendahnya minat baca di kalangan siswa sekolah dasar, di antaranya adalah keterbatasan akses terhadap bahan bacaan yang menarik dan relevan, serta kurangnya kebiasaan membaca yang terbentuk sejak dini. Buku-buku yang tersedia di sekolah seringkali tidak cukup bervariasi atau tidak sesuai dengan minat anak-anak. Selain itu, beberapa anak juga tidak terbiasa membaca di rumah karena faktor lingkungan yang kurang mendukung, seperti minimnya koleksi buku di rumah atau orangtua yang kurang menekankan pentingnya membaca.

Studi Kasus: Ketidakmampuan Membaca di Kalangan Siswa SD

Fenomena ketidakmampuan membaca pada siswa SD bukanlah masalah yang sepele. Data dari beberapa survei menunjukkan bahwa masih ada sejumlah besar siswa di Indonesia yang kesulitan dalam membaca, meskipun mereka sudah berada di kelas 3 atau 4 SD. Misalnya, menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), sekitar 30% siswa kelas 3 SD di daerah-daerah tertentu belum mampu membaca dengan lancar. Hal ini tentu menjadi alarm bagi dunia pendidikan, mengingat membaca adalah keterampilan dasar yang harus dikuasai untuk melanjutkan pembelajaran ke tingkat yang lebih tinggi.

Dampak Rendahnya Literasi

Ketidakmampuan membaca yang dialami sebagian siswa SD dapat berdampak serius terhadap proses pembelajaran mereka. Anak yang belum bisa membaca dengan baik akan kesulitan memahami pelajaran lainnya, seperti matematika, ilmu pengetahuan alam, dan bahasa. Hal ini dapat berimbas pada prestasi akademik yang rendah, serta rendahnya rasa percaya diri siswa. Dalam jangka panjang, ketidakmampuan literasi dapat membatasi peluang anak dalam meraih pendidikan yang lebih tinggi, sehingga mempengaruhi kualitas sumber daya manusia di masa depan.

Solusi untuk Meningkatkan Literasi

Peningkatan minat baca di kalangan siswa SD memerlukan peran serta dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, sekolah, hingga orangtua. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan literasi di kalangan anak-anak antara lain:

1.  Menyediakan Akses ke Bahan Bacaan yang Menarik dan Variatif

Sekolah harus memastikan bahwa anak-anak memiliki akses ke buku-buku yang sesuai dengan minat dan tingkat perkembangan mereka. Buku yang menarik dan sesuai dengan usia dapat meningkatkan motivasi anak untuk membaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun