Mohon tunggu...
Ali Shodikin
Ali Shodikin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

#Belajartanpabatas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dari Sepuluh Ribu Menjadi Seribu

30 Mei 2020   21:37 Diperbarui: 31 Mei 2020   04:52 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Telor asin ibu Hajah Saroah, menerima pesanan (dokpri)

Sektor ekonomi menjadi salah satu sektor yang terdampak keras dari adanya wabah virus Corona yang tak kunjung reda. Sangat banyak pelaku ekonomi yang mengalami kerugian, omset yang terjun bebas sehingga menjadikan mereka lesu. Seperti yang dialami oleh Ibu Hj. Saroah, salah satu pengolah dan penjual Telur Asin dari Desa Grinting, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes.

Bu Hajah Saroah sangat kebingungan dengan adanya pandemik Corona yang masih naik daun. Usahanya jadi lesu, pendapatan berkurang drastis tidak seperti sebelumnya.

Jika sebelumnya ia mendapatkan banyak pesanan untuk telur asin yang ia buat, sekarang sangat jarang sekali. Bahkan lebaran yang baru lewat saja ia hanya menyediakan seribu butir telur yang dibuat menjadi telur asin.

Padahal kalau di musim lebaran sebelumnya, ia biasa menyiapkan sampai sepuluh ribu butir telur, karena sangkin banyaknya pesanan baik pembeli langsung maupun mereka yang akan menjualnya kembali.

dokpri
dokpri
Lebaran kali ini sangat terasa bagi ibu Hajah Saroah, ia hanya bisa berharap semoga wabah Corona segera berlalu, supaya usahanya bisa kembali laris melayani para pelanggan yang biasa datang dan membeli telur asin buatannya.

Sudah puluhan tahun ia mengolah dan menjual telur asin yang ia jajakan di rumahnya yang berada di jalan H. Abdul Samad, sekitar 1,5 kilometer dari Jalan Pantura.

Bahan untuk pembuatan telur asin pun tidak sulit ia mendapatkan, karena suaminya berternak itik atau bebek. Selain dari ternak itik suaminya, ia juga mendapatkan telur-telur dari teman-teman dan saudara yang memiliki usaha sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun