Mohon tunggu...
Ali Shodikin
Ali Shodikin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

#Belajartanpabatas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nglambir, Salah Satu Cara Nelayan Mencari Ikan di Sungai

21 Mei 2020   15:05 Diperbarui: 21 Mei 2020   15:24 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang nelayan yang sedang nglambir di kali Kluwut-Grinting (dok. pribadi)

Nelayan sebagai salah satu matapencaharian masyarakat pesisir memiliki berbagai cara dalam mencari dan menangkap ikan di laut maupun di sungai. Salah satu diantaranya yaitu Nglambir. Kegiatan ini dapat kita jumpai di area-area sungai atau kali. Seperti yang masih sering terlihat di aliran sungai Kluwut-Grinting.

Nglambir dilakukan dengan menggunakan perahu yang kecil dan alatnya berupa jaring serta alat bantu kayu atau bambu untuk menggiring ikan. Jaring yang digunakan ukurannya tidak terbatas, artinya tidak ada ketentuan harus panjang dan lebar berapa meter.

Mencari ikan dengan cara nglambir waktunya bisa pagi, siang, sore, bahkan malam hari. Biasanya nelayan ketika nglambir memanfaatkan air surut supaya lebih mudah mendapatkan ikan. Ikan yang diperoleh pun macam-macam, seperti: belanak, keting, sembilang, kakap, dsb.

Membentangkan jaring ditepi sungai (dok. pribadi)
Membentangkan jaring ditepi sungai (dok. pribadi)

Nelayan akan menancapkan salah satu ujung jaring dengan bambu atau kayu di area yang agak menepi, kemudian menarik dan membentangkan sepanjang jaring yang ada. Setelah itu jaring akan digulung.

Nelayan menggulung jaring sambil memukul-mukulkan kayu ke air ditepian sungai agar ikan berlarian ke arah jaring yang dipasang, kemudian mengambili ikan yang tersangkut di jaring.

Mencari ikan dengan cara nglambir bisa dikerjakan sendirian, jadi tidak memerlukan tenaga yang banyak dalam pengerjaannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun