Namanya mas Vijay, saya kira dari India mampir depan rumah, ternyata ia orang Tangerang yang kebetulan dapat jodoh orang Grinting.
Mas Vijay sudah lima bulan berkeliling desa berjualan bakso bakar dengn mendorong gerobak. Saban harinya ia membawa sekitar 200 tusuk bakso. Tiap tusuknya ia hargai seribu rupiah. Pembeli tinggal pilih mau pedas atau tidak.
Bakso bakar dengan sambal kacang mas Vijay memang rasanya kenyal dan nikmat. Apalagi dimakan saat masih hangat-hangatnya, makin terasa kenikmatan sambal kacang dan kenyalnya. Kalau tidak suka sambal kacang tinggal ngomong saja sama mas Vijay cukup kasih saus atau kecap saja. Rasanya tetap bikin mulut tak mau berhenti mengunyahnya.
Pelanggan mas Vijay banyak didominasi oleh ibu-ibu dan juga anak-anak, ya bapak-bapak juga ada tapi tidak sebanyak kaum ibu yang sering membelinya.
Mulai berkeliling dari jam 2 siang, mas Vijay biasanya baru pulang ke rumahnya sekitar bada Isya. "Ya tergantung rejekinya mas, kalua lagi rame ya bisa pulang cepat," kata mas Vijay.
Adonan bakso mas Vijay memang tidak membuat sendiri. Ia mengambil adonannya di Bulakamba, di rumah ia tinggal memasak menjadi bulatan-bulatan kecil kemudian di tusuk-tusukan dengan tiap tusuknya terdiri dari 4 butir bakso.
Rupanya mas Vijay tidak dagang bakso bakar sendirian. Ayah mertuanya (Bapak Taram) juga berjualan yang sama, namun tidak keliling berbarengan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H