Tidak salah jika Dukuh Surnya (Kisik) nantinya  dijadikan gerbang wisata yang lagi gencar-gencarnya dirintis oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Garuda Jaya Grinting. Karena memang Kisik juga sudah ramai dari dulu. Yang datang ke Kisik pun berbagai usia. Anak-anak, remaja, orang tua juga banyak yang sering datang ke Kisik.
Berbagai keperluan mereka sengaja datang ke Kisik. Sekedar melepas penat selama sepekan beraktivitas, berduaan, cari udara segar di balongan, atau yang lebih banyak mereka lakukan adalah aktivitas para angler. Yang hobi mancing tidak sedikit tiap minggunya datang ke Kisik. Dari berbagai wilayah yang ada di sekitar Kecamatan Bulakamba, seperti dari Kecamatan Tanjung, Losari, Kersana, Ketanggungan, dan masih banyak lagi bahkan dari luar Jawa Tengah.
Seperti yang dilakukan salah satu pemuda asal Grinting, Septiar, sepekan menjalani padatnya tugas di sekolah, kali ini dia datang ke Kisik untuk sekedar berlibur ringan menenangkan dari hiruk pikuk aktivitas yang rutin dilalui.
Dulunya juga di sungai (kali) yang melintas di Kisik sering digunakan untuk berenang bagi anak-anak sekolah yang lagi libur di hari Minggu atau libur lainnya, namun karena adanya abrasi yang luar biasa sehingga sungai tersebut sekarang tidak lagi ramai digunakan anak-anak untuk berenang.
Abrasi tersebut juga memaksakan dibongkarnya gubug kecil milik Bapak Dikin yang digunakan untuk tempat menunggu perahu-perahu nelayan yang mau menjual kepiting hasil tangkapannya di laut Jawa.
Namun demikian, Alhamdulillah Kisik sampai sekarang masih ramai, ini tentu memiliki dampak tersendiri bagi warga Kisik yang berjualan makanan atau minuman. Juga bagi warga Kisik yang punya depot udang, karena biasanya dicari oleh para mancing mania yang membutuhkan umpan untuk beraksi di hilir sungai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H