Bentuk Warisan
      Dengan datangya Islam tentunya ada berdampak besar pada Indonesia. Dan dari kesultanan-kesultanan akan meninggalkan warisan yang masih bisa terlihat dan melanjut sampai sekarang. Peninggalan ini memiliki 5 rupa warisan budaya yaitu arsitektur, sastra, kaligrafi, sistem kalender, dan aksara.
- Arsitektur
- Dalam bidang arsitektur, warisanya masih bisa dilihat sekarang dengan bangunan makam, masjid, dan keraton. Tentunya arsitektur juga terjadi percampuran antara Islam dengan yang sebelumnya Hindu-Buddha. Ini bisa terlihat dengan desain atap bertingkat dengan jumlah ganjil, masjid dibuat agak tinggi dari tanah, serambi di depan atau sampng masjid, kolam di bagian depan atau samping masjid, dst.
- Sastra
- Dengan penyesuaian sastra Islam dengan Nusantara, muncul syair dengan empat baris dari Arab, hikayat yang hasil pengaruh Persia, historiografi tradisional yang disebut babad, dan kitab-kitab berisi Tasawuf yang disebut suluk. Beberapa contoh hikayat adalah Hikayat Hang Tuah, Hikayat Panji Semirang, dst. Contoh babad adalah Babad Tanah Jawi, Babad Diponegoro, Babad Cirebon. Contoh suluk adalah Suluk Sukarsa dan Suluk Wujil
- Kaligrafi
- Dengan datangnya Islam ke Nusantara mengakibatkan perubahan pada seni rupa. Ajaran Islam melarang penggambaran mahluk hidup dalam konteks berhala. Maka setiap gambaran mahluk hidup disamarkan dengan cara stilisasi atau deformasi. Beberapa contoh stilisasi dapat dilihat dalam wayang kulit.
- Sistem kalender
- Sistem kalender yang diciptakan oleh kesultanan di Indonesia itu adalah penggunaan kalender Jawa yang menggunakan perhitungan bulan yang serupa dengan kalender Hijiriah. Penamaan bulan berubah seperti Muharam diganti Suro, Ramadan dengan Pasa. Nama-nama hari masih mengikuti penamaan hari Arab.
- Aksara
- Dengan adanya percampuran Islam dengan Nusantara maka terbentuk tulisan yang bercampur dengan Arab seperti Arab Melayu dimana tulisan Arab yang ditulis dengan bahasa Melayu. Namun tulisan ini tidak menggunakan tanda a, i, dan u. Huruf Arab  biasa digunakan sebagai kaligrafi. Juga terdapat perubahan dari huruf Palawa menjadi Arab yang dikenal sebagai huruf Jawi.
Mataram Islam, Makam Raja kotagede
Di Dusun Dondongan, Desa Jagalan Kotagede, Bantul, Yogykarta terdapat makam Mataram Islam. Dimulai dengan Masjid yang dibangun oleh Ki Ageng Pamanahan pada 1589, nantinya . Sesuai namanya di sinilah sang raja Mataram Islam pertama, Sutawijaya, dimakamkan bersama dengan keluarganya. Sekarang menjadi tempat wisata untuk berziarah dan masih menjadi makam raja-raja itu. Makam memiliki percampuaran antara Hindu-Buddha dengan Islam. Unsur arsitektur yang digunakan pada pintu gapura masuk ke kompleksnya menganut Hindu karena jelas membentuk candi. Namun juga terdapat Masjid Agung Kotagede di kompleksnya. Ini menandakan bahwa unsur-unsur Hindu-Buddha masih didukung.
Sekarang kompleks ini bermanfaat bagi Indonesia dengan menjadi destinasi wisata dan ziarah yang mendatangkan lebih banyak orang dan menguntungkan ekonomi Indonesia. Dalam bidang budaya ini digunakan sebagai tempat ibadah. Bagi pemerintahan, makam ini menjadi sebuah kebanggaan daerah. Dari bangunan ini adanya perpaduan Hindu-Buddha dan Islam mengingatkan akan sila ke-3 "Persatuan Indonesia," dimana kita bisa hidup berdampingan walau berbeda agama ataupun budaya.
Kesultanan Ternate, Kedaton Kesultanan Ternate
Di tengah kota Ternate berdiri Kedaton dari Kesultanan Ternate. Dibangun pada 24 November 1813 oleh Sultan Muhammad Ali ,sejak saat itu bangunan ini adalah istana Sultan, hingga sekarang keluarga sultan Ternate masih tinggal disana. Kedaton ini juga memiliki bagian museum sejarah Kesultanan Ternate pada masa kini. Bangunan memiliki arsitektur yang berkhas cina.
Bagi pemerintahan bangunan ini menjadi kebanggaan daerah dan juga untuk menjalin hubungan baik denga Kesultanan yang masih ada. Secara ekonomi ini menjadi senbuah tempat wisata dan dari itu menambahkan pendapatan negara. Rakyat Indonesia juga bisa melihat budaya yang dahulu ada dan dijalankan Kesultanan Ternate, ini menjadi sebuah sisah peninggalan hidup dari Kesultanan Ternate. Dari ini kita bisa mengambil nilai bhineka sila ke-5 "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia" karena diketahui bangunan ini berdesain cina, artinya orang cina saat itu diperlakukan dengan adil saat itu.
Refleksi
1. Bagaimana pengenalan warisan budaya yang benar dan mendalam dapat memperkokoh identitas bangsa?
Dengan pengenalan warisan yang benar dan mendalam itu memperkokoh identitas sebuah negara karena jika kita hanya melihat sekedarnya kita bisa salah menilai kerajaan seperti dengan manusia. Dengan mempelajarinya juga manusia bisa mengenal budaya sebenarnya dan dari budaya itu adalah identitas sebuah bangsa.
2. Bagaimana pengenalan peran manusia yang diberikan Allah sejak semula berperan dalam tindakan yang dipilih dalam menjalani hidup?
Dalam mengenal peran kita yang diberikan Allah bisa membawa kita ke jalan yang benar. Selayaknya kerajaan-kerajaan ini, jika mau melakukan yang Allah rencanankan mereka bisa membawa kerajaan naik dan membawa kemakmuran. Atau jika raja tidak melakukan yang Allah perkenankan mereka untuk lakukan, sebuah kerajaan bisa runtuh dan yang lain akan bangkit menggantikanya. Ini juga selayaknya bekerja dengan kita.
Sumber
"4 Wisata Sejarah di Ternate, Kota 1.000 Benteng", https://travel.kompas.com/read/2018/03/15/212500327/4-wisata-sejarah-di-ternate-kota-1000-benteng?page=all.
 https://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/pilgrimage-sites/kotagede/
https://travel.kompas.com/read/2015/01/27/131900527/Ternate.dan.Tidore.Pusat.Rempah.Dunia
https://tirto.id/tabariji-sultan-ternate-yang-terpaksa-pindah-agama-cBaS
https://travel.kompas.com/read/2013/06/25/1447449/Mengunjungi.Museum.Kedaton.Sultan.Ternate