Freddy Homestay, All The Time Favorite History and Places.
-
Tulisan ini saya dedikasikan untuk orang yang sedikit banyak membantu saya tumbuh, merasakan banyak hal menyenangkan, mengambil banyak pelajaran dan memberikan banyak topangan hingga mimpi-mimpi baru didepan.
-
Menjadi sebuah rumah bukanlah persoalan yang bisa dibuat atau dirasakan dengan waktu sedikikit maupun terbatas. Menjadi rumah, setidaknya bagi Saya. Merupakan sebuah perjalanan panjang yang mebutuhkan banyak waktu, tenaga, kemauan dan kemampuan, baik apapun bentuknya. Dan menurut saya Freddy Homestay adalah salah satu bentuk nyata dari sebuah perjalanan panjang dan dedikasi luar biasa dari setiap langkahnya hingga pada panjang perjalanannya menjadikan tempat tersebut sebagai rumah, yang saya Yakini setidaknya bagi saya, dan beberapa orang diluar sana.
Merupakan salah satu tempat ternyaman dan alternatif lainnya perihal merasa kembali pulang dengan segala bentuk familiar yang dimiliki. Jauh dari saya sebelum lahir, untuk banyak orang lainnya hingga menjadi salah satu bentuk tempat pulang ternyaman yang saya ketahui. Dan apabila ditanya pada kesempatan kali ini, apa deskripsi absolut mengenai tempat ini adalah, rumah dan gudang memori didalamnya hingga sudut tidak terlihat dan disadari yang membentuk berbagai mimpi baru untuk banyak orang lainnya. Mengenal beberapa tahun menyenangkan dalam ikut serta "membantu" menjalankan bisnis yang ada sebagai anak kecil pada masanya, izinkan saya memperkenalkan tempat ini dengan usaha terbaik yang saya bisa dengan segala ketidak sempurnaan, hangat dan memori yang ikut serta dan akan saya kenalkan dalam proses panjang kali ini.
-
Bagian I -- Perkenalan Diri. Â Â
Lahir pada tahun 19946 Hj. Enen Nurhasanah, dibesarkan dan dilahirkan pada masa-masa terjadinya berbagai peristiwa penting dengan segala rintangan yang ada. Dengan berbagai situasi yang terjadi pada masanya, perjuangan dan kerja keras merupakan hal yang bisa dilakukan, dimulai pada umur 5 tahun menjadi penjaga anak hingga mempelajari berbagai macam keterampilan sehari-hari seperti mnegurus pekerjaan rumah yang jauh dari kata sederhana untuk anak kecil semsanya. Lahir dan besar di Cibodas hingga menginjak 14 tahun pertama kehidupan, menjadikan pengalaman pertama untuk menjadi seorang perantau ke Jakarta bekerja dengan salah satu orang terkemuka di daerah asal, mempelajari berbagai keahlian baru lagi dengan mempelajari memasak dan memasuki tahun 16 tahun mengidap penyakit yang cukup parah sehingga akhirnya dijemput kembali oleh orang tua namun ditolak dikarenakan memilih untuk pemulihan hingga pada umur 17 tahun kembali ke tempat asal yakni Cibodas, hingga mendapatkan tawaran kembali untuk menikah.
Memasuki masa kembali ke tempat asal, bertemu dengan salah satu Dosen dari Belanda yang sedang melakukan penelitian bersama pihak IPB (Institusi Pertanian Bogor) hingga akhirnya diarahkan untuk bekerja membantu perihal makanan dengan kemampuan terbatas yang dimiliki, terhitung mulai tahun 1962 dengan tanda bukti kerja yang dibuat sebagai bentuk bukti bekerja dengan pihak Dosen Belanda hingga IPB. Hingga Kepala Cibodas pada masanya setelah berbagai kerja keras yang telah dilakukan dari usia yang sangat muda membawa nama harum bagi Hj. Enen, diperkenalkan sebagai sosok yang pekerja keras.Â
Dan setelahnya, memasuki tahun 1963 bertemu dengan Freddy atau Abdullah seorang juru Bahasa Belanda dari Kebun Raya Bogor yang ikut serta dalam penelitian pada bidang biologi sebagai penerjemah, berdasarkan keterbatasan sumber daya manusia yang dimiliki menjadikkan Abdullah sebagai penerjemah dari juru ahli tanaman dan dunianya sebagai pihak dari Kebun Raya Cibodas dengan berbagai mahasiswa. Dan menjadikkan Enen sebagai juru masalak untuk para peneliti dan mahasiswa selama kurun waktu penelitian yang ada dan Kandang Badak sebagai tempat untuk menyajikan berbagai makana.