Mohon tunggu...
Allina Ramadhina
Allina Ramadhina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta

Allina Ramadhina, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Prodi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Masuknya Perilaku Menyimpang pada Generasi Muda

10 Januari 2023   20:42 Diperbarui: 10 Januari 2023   21:19 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita dalam kehidupan sehari-hari sudah pasti menjalani hidup dengan mengikuti aturan serta norma yang berlaku. Aturan serta norma tersebut perlu kita taati di dalam kehidupan bermasyarakat ini demi terwujudnya kehidupan yang harmonis juga tenteram yang tidak akan merugikan orang lain. Namun, di zaman sekarang banyak masyarakat yang sangat mudah menyepelekan aturan dan norma tersebut karena dianggap aturan dan norma itu sekadar tulisan belaka yang bisa kita abaikan kemudian kita melanggar aturan dan norma tersebut layaknya hal yang lumrah. 

Pada hakikatnya, perilaku menyimpang itu seharusnya tidak boleh disepelekan dan se bisa mungkin kita memberantas nya karena pada dasarnya perilaku menyimpang itu merupakan perangai seseorang atau beberapa anggota kelompok, secara sadar atau tidak sadar yang dinilai tidak cocok dengan norma-norma yang berlaku di dalam sistem tatanan sosial masyarakat, seperti norma agama, norma hukum, atau pun norma adat, yang telah disepakati bersama. Perilaku menyimpang bisa menimbulkan korban jiwa dan diri kita juga bisa menjadi korban perilaku menyimpang tersebut. Tetapi, definisi daripada perilaku menyimpang ini sebenarnya memiliki sifat yang relatif, karena tidak semua perilaku negatif bisa dikatakan menyimpang, itu semua tergantung kepada pandangan masyarakat, nilai-nilai budaya masyarakat, zaman, atau pun kurun waktu tertentu.

Perilaku menyimpang bisa saja terjadi dikarenakan adanya pemicu-pemicu yang membuat seseorang itu melakukan penyimpangan tersebut. Misalnya, seseorang yang melihat ciri fisik orang lain lalu di identifikasi apakah seseorang tersebut bisa menjadi seorang kriminal atau tidak, seseorang yang melakukan sosialisasi dengan orang yang kurang tepat seperti pergaulan seorang individu di lingkungan sekitarnya, dan bisa juga dari keadaan keluarga seorang individu yang membuat seorang individu tersebut emosional lalu melampiaskan nya ke sesuatu yang negatif.

Secara tidak sadar, kita sering kali menjumpai banyak sekali beberapa jenis penyimpangan yang disebabkan oleh masyarakat yang belum memiliki kesadaran tinggi akan ego nya sendiri tanpa memerhatikan lingkungan di sekitarnya. Padahal, sikap menyimpang ini sangat tidak patut untuk dilakukan karena bisa saja merusak generasi selanjutnya. Ketika masyarakat generasi tua melakukan penyimpangan dan dilihat oleh generasi muda, maka generasi muda ini secara tidak langsung menganggap bahwa hal menyimpang itu tidak bersifat negatif dan patut dicontoh tanpa memikirkan apa saja dampak dari hal menyimpang tersebut. Terlebih lagi, jika generasi muda tersebut memiliki lingkungan keluarga atau pun lingkungan pertemanan yang mempunyai sifat acuh tak acuh akan keadaan yang menyimpang, maka kemungkinan perilaku penyimpangan tersebut akan terjadi secara terus menerus dan bukan lagi menjadi hal yang tabu.

Di Indonesia, generasi muda saat ini sangat dikhawatirkan kondisinya karena mereka itu termasuk salah satu kelompok yang rawan terbawa arus. Mereka itu sudah mulai memahami karakteristik yang mereka miliki, mereka mudah terombang-ambing, mereka mudah dipengaruhi, dan mereka juga masih sangat labil. Generasi muda ini cenderung mengambil jalan pintas yang tidak menyulitkan mereka tanpa berpikir panjang akan dampak-dampak yang nanti mereka lewati. Di beberapa kota-kota metropolitan, sudah menjadi hal yang umum jika generasi muda saat ini semakin membahayakan dan membuat masyarakat lainnya itu cemas. Mereka sudah bukan sekadar terlibat dalam hal bolos sekolah, merokok, dan minum minuman keras. Namun, juga mereka sudah mulai terbiasa terlibat dalam hal yang lebih dari itu, misalnya mengikuti tawuran, memakai narkoba, atau pun pergaulan bebas lainnya.

Salah satu kasus yang sudah sangat meresahkan masyarakat, yaitu banyaknya generasi muda saat ini yang terjerumus dalam kasus narkoba. Mereka bukan hanya sebagai pemakai, tetapi juga sebagai kurir narkoba. Seperti yang pernah terjadi, di Cilandak, Jakarta Selatan. Masyarakat setempat mengeluhkan banyak sekali remaja di daerah tersebut yang menjadi kurir narkoba. Polda Metro Jaya, mengatakan kurangnya pengawasan dari pihak keluarga yang menjadi penyebabnya. Dalam satu tahun terakhir, ada 4 kasus yang sudah ditemukan. Sementara itu, ketua RT setempat mengatakan penyebabnya juga dari lingkungan pergaulan tersebut. Banyak masyarakat setempat yang sudah sering menegur perkumpulan remaja tersebut, tetapi mereka acuh tak acuh. Maka dari itu, ketua RT setempat pun meminta petugas kepolisian untuk menambah patroli di daerah tersebut agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Dari kasus tersebut, bisa kita lihat bahwa keberhasilan, kesuksesan, dan juga baik buruknya perilaku generasi muda sekarang ditentukan oleh bagaimana peran keluarga terhadap tumbuh kembang anak tersebut. Keluarga terutama orangtua merupakan pembimbing yang paling pertama dan utama yang bisa mempengaruhi perkembangan anak tersebut. Orang tua diharapkan dapat memberikan penjelasan serta menanamkan nilai moral kepada anak-anaknya sejak dini. Dan juga, lingkungan pergaulan sama pentingnya dengan lingkungan keluarga. Bukan berarti kita harus memilih milih teman tetapi kita harus lebih memerhatikan saja dan memahami mana lingkungan pergaulan yang baik untuk kita, mana yang tidak baik untuk kita.

Perilaku menyimpang di kalangan generasi muda saat ini memang tidak pernah ada akhirnya tetapi setidaknya kita memahami bagaimana cara meminimalisir terjadinya perilaku menyimpang tersebut. Ada hal yang perlu kita perhatikan terhadap generasi muda saat ini, yaitu :

1. Mempererat hubungan antara keluarga dengan anak, jika hubungan keluarga dengan anak itu erat maka secara tidak langsung keluarga pasti akan memberikan pengawasan yang lebih baik kepada anak dan anak pasti akan merasa nyaman untuk dekat bersama keluarga dan terbuka dengan keluarganya. Anak tidak akan merasa bingung akan pertanyaan-pertanyaan yang ada di kepalanya dan bisa langsung mendapat jawaban dari keluarganya tanpa mendapatkan informasi yang bisa jadi malah menyesatkan.

2. Memperluas pengetahuan, di zaman generasi muda kita saat ini dalam mendapatkan pengetahuan sudah bukan hal yang sulit, kita bisa mendapatkan pengetahuan kapan pun dan dimana pun lewat media media yang makin canggih sekarang ini. Sangat disayangkan, jika kita tidak menggunakan media tersebut dengan sebaik-baiknya. Karena dengan kita memperluas pengetahuan, kita akan lebih mudah menentukan jalan hidup kita masing-masing sebab kita sudah memahami banyak hal dari berbagai sisi serta dampak-dampak dari jalan yang kita tentukan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun