Mohon tunggu...
Allina Fiftiyani
Allina Fiftiyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

INFP

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Langkah Introvert Dalam Menyekat Anxiety Disorder

22 September 2024   18:17 Diperbarui: 22 September 2024   18:27 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Siapa di sini yang masih asing dengan istilah Anxiety Disorder? umumnya, istilah ini cukup familiar di telinga kalangan introvert. Dimana, introvert sendiri dinilai memiliki kecenderungan tingkat kecemasan tinggi, terlebih lagi ketika melakukan suatu kegiatan yang pastinya akan menguras social batery mereka. Nah, pada kesempatan kali ini, kita akan mengenal lebih lanjut mengenai apa itu Anxiety Disorder.

Anxiety Disorder atau kerap dikenal dengan gangguan kecamasan merupakan gejala gangguan pada mental seseorang yang dapat ditandai dengan perasaan takut, khawatir dan cemas terhadap segala sesuatu yang dihadapinya. Gejala ini biasanya turut hadir ketika seseorang menglami depresi yang lumayan parah, berupa kecemasan terhadap segala sesuatu yang sebenarnya tidak begitu penting untuk dipikirkan secara berlebih.

Dampak buruk Anxiety Disorder bagi seseorang terlebih lagi apabila ia memiliki kepribadian introvert, dapat berupa rusaknya jadwal tidur karena kesulitan untuk mengontrol emosi pikiran dengan kecemasan yang tidak wajar, merasa gelisah dan sulit berkonsentrasi. Langkah penaggulangan yang dapat diambil bagi penyandang gangguan kecemasan atau Anxiety Disorder terlebih bagi kalangan introvert dapat disesuaikan dengan kondisi serta tingkat jenis kecemasannya. Menerapkan pola hidup sehat, seperti aktif dalam berolahraga, mengurangi konsumsi kafein, bermeditasi dan berhenti merokok. Penggunaan obat seperti anticemas dan antidepresan juga dapat membantu mengurangi tingkat gangguan kecemasan, namun dalam praktiknya juga perlu pengawasan dari dokter. Pada tingkat Anxiety Distorer akhir, maka dapat melakukan kunjungan untuk berkonsultasi kepada psikiater guna mengurangi risiko yang tidak diinginkan kedepannya. 

Daftar Pustaka

Redaksi Halodoc. (2019). Enggak Disangka, Anxiety Disorder Lebih Bahaya dari Depresi. https://www.halodoc.com/artikel/enggak-disangka-anxiety-disorder-lebih-bahaya-dari-depresi?utm_source=google&utm_medium=cpc&utm_campaign=&utm_content=151268030042&utm_term=&gad_source=1&gclid=EAIaIQobChMIzeqMvrLWiAMVQ6hmAh3-oSRWEAAYASAAEgIG0_D_BwE [online]. (diakses pada tanggal 4 September 2024).

Siloam Hospital. (2024). Anxiety Disorder, penyebab, gejala, jenis dan pengobatannya. https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/anxiety-disorder [online]. (diakses pada tanggal 4 September 2024).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun