Mohon tunggu...
allia zahraa ramadhani
allia zahraa ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kisah Penjual Es Dawet di Bawah Teriknya Matahari Surakarta

6 Desember 2022   19:30 Diperbarui: 6 Desember 2022   19:35 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                                                    

Surakarta - Perjalan hidup memang tidak mudah untuk dilalui. Hal itu terjadi pada salah satu penjual es dawet di acara Muktamar Muhammadiyah ke-48 yang diadakan di kota Surakarta.  Ibu Win yang merupakan warga Dusun Tegalrejo, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten ini menginspirasi banyak orang dengan usahanya menjual dawet. Hingga saat ini Ibu Win mampu bertahan hidup dengan hasil kerja kerasnya.

“Alhamdulillah selama saya berjualan es dawet saya bisa menghasilkan uang yang cukup untuk biaya kebutuhan sehari-hari” tutur Ibu Win (60), penjual es dawet.  

Ia memulai usahanya menjual es dawet sejak tahun 1990 hingga saat ini. Ibu Win memulai usahanya berjualan es dawet karena hobi yang ia tekuni. Menurutnya, hobi yang ia tekuni bisa menjadi peluang usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

“Kalau saya itu memang dasarnya suka membuat makanan dan minuman dan akhirnya saya memustuskan untuk menjual es dawet ini,  ya alhamdulillahnya sampai saat ini masih laku” tutur penjual dawet.

Pada saat awal berjualan, Ibu Win berjualan mengelilingi bazar dari kota ke kota seperti kota Klaten, Solo, dan Yogyakarta. Selain berjual es dawet, Ibu Win ini juga menjual keripik dan ia sempat membuka catering yang bernama catering “Nyamlek,”namun pada saat pandemi ini Ibu Win memutuskan untuk menjual es dawet dan keripik saja.

Setelah beberapa tahun ia berjualan dengan mengelilingi bazar di berbagai kota, ia sudah bisa membiayai pendidikan ketiga anaknya sampai tamat di jenjang perkuliahan.

“Alhamdulillah dengan hasil jualan saya, saya bisa membiayai pendidikan ketiga anak saya sampai lulus kuliah dan alhamdulillahnya salah satu anak saya ada yang menjadi dosen,” tutur penjual dawet.

Ibu win merasa bersyukur karena ia menjalankan usaha ini dengan rasa senang dan apa yang ia kerjakan bisa menghasilkan penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup serta membiayai pendidikan ketiga anakanya sampai ke jenjang perguruan tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun