Festival Budaya Tempoe Doeloe kembali di gelar di Desa Tirtomoyo Kecamatan Pakis. Festival ini diadakan selama 3 hari terhitung sejak tanggal 19 - 21 Agustus 2022. Suasana yang dihadirkan dalam Festival ini adalah kehidupan masyarakat zaman dahulu dan aneka jajanan zaman dahulu, tidak cukup sampai disitu, banyak kearifan lokal yang di pertunjukkan diantaranya adalah tari tradisional yang dipertunjukkan dari lembaga sekolah yang ada di sekitar, ada juga permainan musik menggunakan alat tradisional dan kesenian lokal (terbang jidor, campursari dsb). Tentunya memiliki daya tarik bagi warga sekitar maupun warga dari luar desa Tirtomoyo.
Festival Tempo Doeloe ini juga di kunjungi oleh bupati Malang H.M Sanusi sekaligus berkesempatan membuka acara ini. Pada kesempatan ini, Bupati Malang juga singgah ke beberapa lapak pasar rakyat untuk mencicipi jajanan tempo doeloe yang dijual disana. Sepanjang jalan di hiasi berbagai macam tampilan busana yang dikenakan oleh pemilik lapak yang kental dengan nilai kebudayaan dan kearifan lokal budaya jawa.Â
Selama acara ini, didirikan beberapa lapak RT/RW, Lembaga pendidikan dan Banom NU yang disulap menjadi khas nuansa pedesaan. Kreasi ornamen berbahan kayu, bambu serta batik menghiasi lapak - lapak jajanan pasar yang ada. Ditambah dengan baju atau pakaian adat yang di kenakan oleh para penjaga lapak melengkapi nuansa pedesaan zaman dahulu.Â
Lapak-lapak ini menawarkan berbagai macam jajanan tradisional zaman dahulu. Pasar rakyat ini digelar disepanjang jalan Dipomanggolo dan di buka pukul 15.00 - 21.00 WIB. Bahkan saat malam hari, lokasi festival ini sengaja menampilkan kehidupan zaman dahulu, hal ini di buktikan dengan sengaja tanpa menggunakan penerangan listrik dan hanya mengandalkan lampu obor dan ublik sederhana.  "memang sengaja kami konsep demikian agar nuansa tempo dulu nya terasa. Kami mengadakan festival ini sebagai selingan acara karnaval yang biasanya diadakan di bulan Agustus. yaa itung-itung sebagai inovasi baru agar warga tidak bosan. selain itu kami ingin menjadikan acara ini untuk pemberdayaan umkm masyarakat sekitar." kata pak Kades atau yang biasa di sapa pak Sis.Â
Dalam festival ini tercatat ada sekitar 90 lebih lapak pasar rakyat yang meliputi lapak tempo doeloe dan lapak di luar tempo doloe. "kegiatan ini menurut saya bagus, selain bernostalgia dengan jajanan tradisional zaman dahulu, kita juga bisa memperkenalkan budaya atau kehidupan pada zaman dahulu. Dalam festival ini saya merasakan guyup rukun yang menjadi budaya nenek moyang kita sejak zaman dahulu. Saya berharap di tahun mendatang akan ada festival semacam ini lagi." kata salah satu penjaga lapak.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H