Saat Anda mengemudi, pertanyaan saya adalah kaca sebelah mana yang sering Anda lihat? Kaca spion atau kaca depan? Asumsi saya jawaban Anda adalah kaca depan. Anda mungkin juga melihat kaca spion, namun tidak sesering Anda melihat kaca depan, benar begitu?
Kita dapat belajar dari momen fenomenal final Liga Champions 25 Mei 2005 yang mempertemukan klub Inggris Liverpool dan klub Italia AC Milan. Liverpool sebagai tim nonunggulan sudah tertinggal 0 -- 1 saat laga baru berjalan 1 menit. Sang striker AC Milan Hernan Crespo kembali menambah 2 gol di menit ke-39 dan ke-44.
Dari kamar ganti Liverpool, sorak sorai pemain AC Milan di ruangan yang berbeda begitu jelas terdengar. Semua pemain Liverpool tertunduk lesu. Tak ada yang berani menegakkan kepala. Milan telah memberikan pukulan telak bagi Liverpool. Tak mau disetir kemurungan, Rafael Benitez menghimpun nafas dan berdiri di tengah para pemainnya. Sang manajer sadar, dia hanya punya waktu 15 menit untuk mengembalikan kepercayaan diri tim.
"Jangan tundukkan kepala kalian. Kita Liverpool. Kalian bermain untuk Liverpool. Jangan lupakan itu. Kalian harus tetap menegakkan kepala kalian untuk suporter. Kalian harus melakukannya untuk mereka", serunya. "Kalian tak pantas menyebut kalian pemain Liverpool kalau kepala kalian tertunduk. Kalau kita menciptakan beberapa peluang, kita berpeluang bangkit dalam pertandingan ini. Percayalah kalian mampu melakukannya. Berikan kesempatan buat kalian sendiri untuk keluar sebagai pahlawan," demikian petuah Benitez.
Babak kedua kemudian benar-benar menjadi milik Liverpool. Liverpool hanya butuh 15 menit untuk mengubah keadaan. Sang kapten Liverpool Steven Gerrard mencetak gol melalui sundulan inspirasional. Dilanjutkan dengan tendangan Vladimir Smicer dan sepakan Xabi Alonso yang berbuah gol. Liverpool pun akhirnya merayakan kemenangan secara dramatis melalui adu penalti dengan skor akhir 3 -- 2.
Belajar dari Rafa Benitez, terus latih pikiran Anda untuk memusatkan perhatian pada hal-hal yang ingin Anda capai dan ingin Anda raih. Anda boleh kok sesekali melihat ke masa lalu. Tujuannya adalah agar Anda dapat bersyukur bahwa sepahit apa pun keadaan, Anda telah berhasil melaluinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H