Mohon tunggu...
Allessandra Tobing
Allessandra Tobing Mohon Tunggu... -

A student who enjoys the quietness of life yet always far from it

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kekayaan Indonesia yang Harus Dirawat

18 Januari 2017   09:31 Diperbarui: 18 Januari 2017   09:34 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kelima adalah pemuka agama yang sewajarnya mendamaikan dan menyejukkan suasana di masyarakat. Ketegangan di masyarakat yang terjadi karena perbedaan pendapat yang mengarah pada intoleansi harus disejukkan oleh para pemuka agama. Kebanyakan isu – isu tentang perbedaan ini muncul dari sumber-sumber yang kurang jelas dan sifatnya provokatif. 

Ada juga pihak-pihak yang ingin mengail di air keruh. Untuk meredakannya, dibutuhkan pengaruh pemimpin agama yang mendamaikan dan membimbing pengikutnya agar tidak ikut terpancing. Pemimpin agama harus menyadarkan pengikutnya bahwa hal-hal yang memperbesar jurang perbedaan, mengikis rasa toleransi dan mempertajam rasa permusuhan, harus dihilangkan.  Pemimpin agama adalah juga tokoh yang berpengaruh dalam membentuk cara pandang  masyarakat.

Seperti diutarakan sebelumnya, kemajemukan ini sebenarnya adalah kekayaan bangsa yang tidak ternilai. Sederhananya saja bila dilihat dari aspek budaya yang bisa dikembangkan sebagai sumber daya pembangunan Indonesia. Budaya Indonesia ini dapat dijadikan ‘komoditas’ yang dijual dan menjadi sebuah pertunjukan budaya yang menarik minat bangsa-bangsa lain untuk datang. Dengan beragamnya kesenian, keterampilan, bahasa, arsitektur dan kuliner, turis-turis asing maupun lokal akan mengunjungi Indonesia. Pariwisata seperti ini merupakan sumber pendapatan negara dan sumber pengetahuan.

Singkatnya, Indonesia seharusnya bangga dengan perbedaan ini. Disayangkan masih kurang rasa toleransi terhadap kaum budaya lain dan minoritas. Euforia perbedaan hanya bisa dinikmati oleh mayoritas sementara minoritas belum bisa menikmatinya. Oleh karena itu, tindakan – tindakan untuk meminimalisir benturan perbedaan harus segera diambil. Toleransi terhadap budaya lain harus dibangun sejak sedini mungkin untuk menghapus prasangka yang akan menjadi dasar perspektifnya. Karena keberagaman budaya, ras dan agama itu adalah kekayaan negara Indonesia yang harus dirawat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun