Stephen Hawking pernah berkata bahwa “Intelligence is the ability to adapt to change.” Kata-kata ini sangatlah tepat untuk merepresentasikan keharusan seluruh manusia untuk bisa adaptif dengan segala perubahan yang sedang ataupun yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Abad ke 21 menjadi masa dimana penduduk dunia dipertontonkan dengan berbagai transformasi yang sangat masif. Ilmu pengetahuan dan teknologi tak pernah berhenti berjalan beriringan untuk menapaki setiap jengkal waktu yang terus berputar. Kemajuan yang begitu cepat di berbagai sektor mulai dari kecerdasan buatan, teknologi informasi, sampai eksplorasi ilmiah membawa manusia pada berbagai perubahan yang cukup struktural. Kondisi ini secara tidak langsung menyeret manusia pada sebuah zona keharusan untuk bisa beradaptasi dengan cepat dan tepat agar interaksi yang dibangun dengan lingkungan sekitar bisa lebih konstruktif dan memiliki dampak yang baik bagi keberlangsungan hidup manusia.
Ditengah masif dan positifnya perubahan yang disuguhkan dunia di abad ini, kehidupan manusia tidak lepas dari berbagai tantangan besar yang harus diselesaikan dengan kerangka berpikir dan bertindak yang sistematis dan futuristik. Masalah kesehatan adalah salah satu topik yang tidak akan pernah luput dari pembahasan manusia. Waktu yang terus berputar dan berbagai perubahan yang terjadi baik yang disebabkan oleh manusia maupun oleh alam itu sendiri pasti akan memberikan dampak kepada kondisi kesehatan global. Direktur Departemen Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr Maria Neira dalam pertemuan di Jenewa menyampaikan bahwa ada tiga tantangan yang harus dihadapi oleh komunitas kesehatan antara lain mengatasi kompleksnya dampak kesehatan akibat perubahan iklim, transisi menuju masyarakat yang rendah karbon, dan membangun sistem kesehatan yang baik. Masyarakat sebagai bagian dari komunitas kesehatan haruslah bergerak bersama, memobilisasi sumber daya, dan terlibat secara aktif dalam upaya transformatif guna melindungi kesehatan bersama dan memastikan masa depan yang lebih baik.
Berakar pada satu masalah yang menjadi konsen WHO, sistem kesehatan yang berkualitas sudah seharusnya menjadi perhatian semua pihak tanpa terkecuali. Ilmu pengetahuan yang terus berkembang memberikan dampak yang sangat signifikan bagi dunia kesehatan. Berbagai penemuan dan kemajuan yang dihadirkan oleh ilmu pengetahuan secara langsung berkontribusi pada peningkatan kualitas layanan kesehatan, pengembangan obat-obatan, dan diagnosa penyakit. Contoh konkret kemajuan tersebut bisa terlihat dengan hadirnya teknologi medis MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan CT scan (Computed Tomography) yang telah mengubah paradigma dalam diagnosis penyakit dimana melalui teknologi ini akan diberikan gambaran internal tubuh manusia secara lebih mendetail. Selain itu, hadirnya berbagai penelitian ilmiah di bidang farmakologi telah menghasilkan obat-obatan inovatif yang meningkatkan efektivitas pengobatan dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Dari perspektif yang berbeda, ada bidang keilmuan yang sering kali kurang diperhatikan atau terkesan kurang relevan dengan dunia kesehatan, yaitu bidang akuntansi. Ya, kesan awal yang akan terlintas dipikiran orang tentang bidang akuntansi adalah dunia yang hanya memiliki korelasi yang kuat dengan bisnis. Namun, perlu digaris bawahi bahwa dunia akuntansi memiliki dampak atau manfaat yang luas, termasuk memberikan kontribusi yang positif bagi dunia kesehatan. Contohnya, ketika bidang keilmuan melebur di dalam dunia kesehatan dalam hal pengelolaan keuangan. Dampak positif yang akan dirasakan adalah terjadinya manajemen keuangan yang efisien dan efektif. Kondisi ini bisa terjadi karena adanya penerapan praktik akuntansi yang cermat dan tepat sasaran. Dimana akan sangat membantu rumah sakit atau entitas kesehatan lain dalam mengoptimalkan alokasi sumber daya finansial, meningkatkan transparansi pelaporan penggunaan uang, dan memastikan kelangsungan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Kualitas pelayanan kesehatan yang baik didukung oleh tersedianya fasilitas kesehatan dan obat-obatan yang memadai. Terkadang yang menjadi masalah adalah belum lengkap atau terstrukturnya sistem pencatatan dalam suatu entitas kesehatan sehingga mempengaruhi kualitas pelayanan yang diberikan. Kondisi ini harus disikapi dengan cepat dan bijak agar tidak mengganggu performa rumah sakit atau Lembaga kesehatan lainnya dalam memberikan pelayanannya. Berpijak pada kondisi inilah bidang keilmuan akuntansi melalui Sistem Informasi Akuntansi (SIA) hadir sebagai alat yang dapat membantu untuk menyelesaikan permasalahan ini.
Menurut Agustinus Mujilan, Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan suatu susunan dari berbagai sumber daya, seperti tenaga manusia dan perangkat, yang diorganisir untuk mengolah data menjadi informasi. Informasi yang dihasilkan dari proses ini kemudian disampaikan kepada berbagai pihak pengambil keputusan (Mujilan dalam Erica et al., 2019). Sistem Informasi terdiri atas lima komponen, yaitu hardware, software, brainware, procedure, database, and communication network (Susanto dalam Erica et al., 2019). Kelima komponen ini harus bekerja secara sinergis agar menghasilkan sistem informasi yang memiliki kapabilitas lebih dalam memenuhi berbagai fungsi. Pertama, mengumpulkan dan menyimpan data yang berkenaan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh organisasi, sumber daya yang terpengaruh oleh kegiatan tersebut, dan pihak-pihak yang terlibat dalam berbagai kegiatan. Hal ini bertujuan agar manajemen, karyawan, dan pihak luar yang berkepentingan dapat melakukan peninjauan terhadap segala peristiwa yang telah terjadi. Kedua, mengubah data menjadi sebuah informasi yang nantinya akan digunakan oleh bagian manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Ketiga, menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga asset-aset organisasi, data-data vital organisasi, dan memastikan bahwa setiap data tersedia disaat pihak tertentu memerlukannya untuk keperluan di masa sekarang maupun dimasa yang akan datang.
Keberhasilan jangka panjang suatu entitas sangat tergantung pada efektivitas sistem informasi akuntansi yang dimilikinya (Marpaung, 2020). Sistem informasi akuntansi memiliki potensi untuk meningkatkan nilai bagi organisasi, memastikan penyediaan informasi yang akurat, dan tepat waktu. Sistem informasi akuntansi dirancang dengan baik agar dapat melakukan hal-hal berikut ini dengan maksimal, antara lain memperbaiki kualitas dan mengurangi biaya untuk menghasilkan produk dan jasa, memperbaiki efisiensi operasional organisasi, berbagi pengetahuan, dan memperbaiki proses pengambilan keputusan (Marpaung, 2020).
Dengan adanya sistem informasi akuntansi, organisasi dapat menyajikan data dan mengambil langkah yang tepat dan relevan. Kondisi ini menjadi hal penting yang harus diperhatikan oleh setiap pemangku kepentingan di dunia kesehatan untuk bisa secara maksimal memanfaatkan Sistem Informasi Akuntansi. Dalam konteks pencatatan persediaan barang medis, integrasi sistem memungkinkan setiap entitas kesehatan untuk secara akurat memonitor dan mencatat setiap transaksi yang terkait dengan pembelian, penggunaan, dan pengeluaran persediaan. Melalui hal ini, sistem memainkan peran untuk mencegah terjadinya kekurangan atau kelebihan stok, meningkatkan efisiensi operasional organisasi, dan memberikan dukungan untuk pengambilan keputusan yang lebih tepat dan berdaya guna lebih.
Meskipun tidak langsung berkaitan dengan pasien atau prosedur medis, integrasi antara akuntansi dan kesehatan dapat memberikan kontribusi signifikan pada manajemen dimana hal ini akan mendukung penyediaan layanan kesehatan yang bermutu. Sistem akuntansi yang terintegrasi memungkinkan entitas kesehatan untuk efisien mengelola aspek keuangan dan administratifnya. Hal ini mencakup pemantauan persediaan, pengelolaan anggaran, dan pencatatan transaksi keuangan. Dengan adanya integrasi ini, organisasi kesehatan dapat membuat keputusan yang lebih baik berdasarkan data yang akurat dan real-time, meningkatkan efisiensi operasional, dan mengidentifikasi potensi penghematan biaya. Keseluruhan, keterkaitan antara akuntansi dan kesehatan memberikan landasan yang kuat untuk manajemen yang terarah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien