Mohon tunggu...
Aldy M. Aripin
Aldy M. Aripin Mohon Tunggu... Administrasi - Pengembara

Suami dari seorang istri, ayah dari dua orang anak dan eyang dari tiga orang putu. Blog Pribadi : www.personfield.web.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Oleh-oleh dari Pedalaman Kalbar: Manusia Lanting (III)

7 Juni 2015   02:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:18 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_419630" align="aligncenter" width="585" caption="Lanting-lanting yang ada di Kemangai, Kecamatan Ambalau, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat | Dok. Probadi"][/caption]

Menyusuri sepanjang sungai Melawi, selain kebun karet dikiri kanan sungai, banyaknya PETI (Penambangan Emas Tanpa Izin), kita akan menyaksikan banyaknya bangunan diatas air yang gunakan penduduk setempat sebagai tempat berjualan dan tempat tinggal. Mereka menamakannya Lanting dan saya menyebut mereka yang tinggal dibangunan seperti ini sebagai Manusia Lanting.

Sebenarnya, masyarakat yang berdiam diatas lanting bukan hanya penduduk yang berada di pedalaman, tetapi sepanjang sungai Kapuas, sungai Melawi dan anak-anaknya. Saya hanya membahas mereka yang berada dipedalaman untuk sedikit membedakan, karena mereka yang menggunakan lanting sebagai tempat tinggal sejatinya adalah golongan orang-orang yang ekonominya berkecukupan. Untuk membangun sebuah lanting sebagai tempat tinggal membutuhkan dana yang cukup mahal, bisa mencapai angka ratusan juta rupiah.

[caption id="attachment_419631" align="aligncenter" width="585" caption="Salah satu lanting milik penduduk yang ada di Nanga Ambalau, Kecamatan Ambalau, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Perhatikan armada air yang tersedia, ada Speedboat, Longboat dan Motor Kelotok | Dok. Pribadi"]

[/caption]

Mayoritas, penduduk yang tinggal diatas lanting adalah pedagang (Sembako, BBM, Warung Makan bahkan Penginapan) dan berasal etnis tionghua (china). Ada juga beberapa yang berasal dari penduduk setempat, mereka cenderung berdagang BBM (Bahan Bakar Minyak) atau warung makan.

STRUKTUR BANGUNAN

Struktur bangunan secara keseluruhan tidak banyak berbeda dari bangunan tinggal yang dibangun di atas tanah.  Yang mencolok hanya peletakan pondasi, karena pondasi rumah lanting diletakan pada potongan-potongan kayu berdiameter minimal 80cm yang disusun berjajar (jumlah jajaran dan panjang kayu tergantung pada keluasan bangunan).  Secara umum struktur, ukuran bahan bangunan dan keperluan lanting, sebagai berikut :


  1. Logs kayu berdiameter minimal 80 cm dari kayu jenis tengkawang tungkul atau jenis Meranti Merah (Shorea macrophylla) yang memiliki daya apung tinggi.
  2. Struktur bawah dari kayu ulin/tebelian (Eusideroxylon zwageri), dengan ukuran 3x6cm, 4x4cm, 4x8cm atau 6x6cm, tergantung besaran lanting yang dibangun.
  3. Permukaan lantai minimal 50cm, agar gelombang tidak melebihi permukaan lantai.
  4. Struktur rangka lantai dan rangka badan terbuat dari kayu kelas I, dengan ukuran bervariasi.
  5. Lantai dan dinding, dari kayu kelas II dan kelas III.
  6. Rangka atas terbuat dari kayu kelas III ukuran 4x8cm atau 5cmx7cm.
  7. Atap, sebagian masih menggunakan atap sirap (dari kayu) dan banyak juga yang sudah menggunakan seng BJLS gelombang maupun genteng metal.
  8. Ketinggian bangunan tidak lebih dari 3 (tiga) meter, sangat jarang ditemukan bangunan lanting yang memiliki dua lantai.
  9. Titian untuk menghubungkan daratan dan lanting terbuat dari balok kayu kelas III (Floater) dengan lebar 30-40 cm dan ketebalan 6-10 cm dan setiap 20-30 cm, diberi balok lintang agar tidak licin.
  10. Pada sisi yang menghadap ke pantai diberi semacam tongkat (sangga) pada bagian hulu dan hilir lanting agar posisi tidak terlalu kepantai, karena jika terlalu kepantai, lanting bisa kandas dimusim kemarau.
  11. Pada bagian haluan, terdapat dua buah tapi pengikat.  Satu tali sebagai tambatan agar lanting tidak hanyut, sementara tali yang lainnya untuk merapatkan lanting ke pantai ketika musim pasang naik.
  12. Untuk menghindari benturan keras dengan kendaraan air yang bersandar, pada sisi terluar dipasangi beberapa ban bekas atau ditambahkan lagi satu potong kayu yang memiliki daya apung sedikit lebih rendah dari yang digunakan untuk dudukan pondasi.

NADI KEHIDUPAN DILANTING

Fungsi utama lanting-lanting digunakan untuk tempat berjualan, ini dikarenakan transportasi air masih sangat mendominasi di daerah penghuluan.  Dengan berjualan di lanting, konsumen yang singgah dalam perjalanan dapat langsung dilayani dan konsumen sendiri tidak perlu bersusah payah harus naik ke daratan untuk membeli kebutuhan yang diperlukan.

[caption id="attachment_419632" align="aligncenter" width="585" caption="Lanting Tinggal yang ada di Desa Nanga Kesange, Kecamatan Ambalau, Kabupaten Sintang, Kalimatan Barat | Dok. Pribadi"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun