[caption id="attachment_409744" align="aligncenter" width="230" caption="Kantor PAN Jl. TB Simatupang | Detik.com"][/caption]
Partai Amanat Nasional (PAN), ternyata tidak memiliki kantor pusat tetap. Kantor yang berada di Jalan TB. Simatupang, Jakarta Selatan dan dipakai pengurus periode 2009-2015, rupanya milik Hatta Rajasa dan ditarik kembali karena mau digunakan oleh Reza (anak Hatta Rajasa) sebagai tempat bisnis.  Begitu penjelasan dari Ketua DPP PAN Yandri Susanto kepada Kompas.com.
Sementara ini kepengurusan periode 2015-2020 berkantor dihotel dan rencananya dalam waktu dekat seluruh kader PAN akan dimintai patungan untuk membeli kantor baru, bahkan khusus kader yang duduk di DPR akan dikenai  potongan satu bulan gaji.
Mengapa PAN yang berdiri sejak 23 Agustus 1998 masih belum memiliki kantor yang tetap? Cukup mengherankan, partai sebesar PAN masih belum mampu memiliki kantor tetap, padahal jika melihat para deklarator PAN, kita akan melihat tokoh-tokoh nasional ternama bukan hanya karena kiprahnya di perpolitikan tapi juga di bidang bisnis seperti Sutrisno Bachir, Hatta Rajasa bahkan Zulkipli Hasan yang sekarang menjabat sebagai Ketua Umum PAN.
Pemenang urutan lima dengan meraih 7,6% suara pada pemilu 2014, bukanlah partai gurem, keberadaan kantor pusat yang menetap menjadi sebuah keharusan walaupun tidak ada larangan, setiap ganti ketua alamat kantor pusatpun berpindah. Kantor Pusat, masih merupakan simbol keberadaan sebuah partai politik, kedudukan kantor pusat yang tetap dan struktur bangunan yang indah akan menjadi kebanggaan warga dan simpatisan. Bagi para petinggi partai mungkin tidak menjadi masalah, tetapi mungkin menjadi masalah bagi sebagian pendukung PAN.
Keberadaan para petinggi partai dari kalangan bisnis akan menimbulkan anggapan bahwa PAN sudah memiliki kantor pusat yang representatif, kebesaran nama PAN sepertinya menjanjikan uang yang banyak, direkrutnya para artis nasional sebagai kader karbitan PAN memunculkan persepsi, pengurus PAN pasti mengelola dana yang besar, karena bukan rahasia lagi, setiap kader yang berniat mencalonkan diri sebagai wakil rakyat harus memberikan sejumlah mahar untuk menambah keuangan partai.
Diusia partai yang mendekati 17 tahun tapi masih belum memiliki kantor pusat tetap, terasa aneh dan menimbulkan tanda tanya. Jangan menyalahkan orang banyak jika muncul anggapan-anggapan negatif terhadap pengelolaan keuangan partai. Semoga saja anggapan-anggapan negatif tersebut hanyalah anggapan yang tidak pernah terbukti kebenarannya.
Semoga saja, dibawah kepemimpinan Zulkifli Hasan, kantor pusat PAN bisa direalisasikan. Sungguh tidak lucu, menyandang nama besar dan mentereng tapi kantor pusat saja tidak punya. Apa kata tetangga?
Tulisan Berguna : Â Manual Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H