Mohon tunggu...
Aldy M. Aripin
Aldy M. Aripin Mohon Tunggu... Administrasi - Pengembara

Suami dari seorang istri, ayah dari dua orang anak dan eyang dari tiga orang putu. Blog Pribadi : www.personfield.web.id

Selanjutnya

Tutup

Nature

Hutan Tak Akan Pernah Punah

22 Maret 2015   20:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:17 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14270325921885166974

[caption id="attachment_404703" align="aligncenter" width="546" caption="Hutan kota di kawasan kompleks Stadion Gelora Bung Karno, dengan latar belakang gedung pencakar langit di Jakarta Selatan/Sumber : http://nasional.kompas.com/read/2015/03/21/11422271/Sebelum.Hutan.Menjadi.Kenangan (Kompas.com/Fikria Hidayat)"][/caption]

Tanggal 21 Maret ditetapkan oleh PBB sebagai International Day of Forests (Hari Hutan Internasional), penetapan tersebut mengandung makna bahwa kita harus ingat bahwa hutan perlu dilestarikan dan dijaga demi keberlangsungan hidup hajat orang banyak dan untuk anak cucu kita (idealis ya?)

Indonesia, sebagai salah satu Negara pemilik hutan tropis terbesar, menjadi sasaran negara-negara maju agar terus menjaga hutannya agar tidak punah, tapi dari sisi lain tingkat pengurangan hutan (deforestasi) di Indonesia adalah yang tertinggi di dunia (setiap tahunnya mencapai 680.000 ha).  Dengan deforestasi sedemikian tinggi, timbul pertanyaan apakah suatu saat hutan kita akan punah dan hanya menjadi dongeng pengantar tidur?

Tentu saja tidak, pihak-pihak yang mengatakan bahwa hutan akan punah hanya propaganda kosong.  Seakan-akan tidak ada satupun elemen masyarakat dan pemerintah yang perduli dengan kondisi hutan.  Secara naluriah, jiwa manusia kita tetap berupaya mempertahankan hutan walaupun tetap harus berhadapan dengan jiwa-jiwa serakah yang mengeruk kekayaan pribadi dari hutan.

Terlalu banyak NGO (Non Government Organization), Lembaga Swadaya Masyarkat (LSM) dan individu-individu untuk disebutkan satu persatu dilingkungan kita yang perduli dengan kondisi hutan (terlepas dari segala kepentingan yang mengekorinya), jika demikian mengapa berita rusaknya hutan terasa begitu menggema? sudah wayahnya, sesuatu yang buruk lebih gampang terekspos dibanding dengan sesuatu yang baik.

Tidak perlu khawatir yang berlebihan, tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya hutan semakin tinggi, masyarakat semakin cerdas dan pintar memanfaatkan potensi hutan secara berkesinambungan.  Jika banyak orang-orang asing (Barat), yang berteriak pentingnya hutan Indonesia, itu hanyalah semata-mata untuk menutupi kenyataan bahwa hutan mereka yang sudah hampir punah, dengan berbagai macam reklame dan propaganda, mereka seakan-akan mengatakan bahwa merekalah orang yang perduli dengan hutan Indonesia, merekalah orang yang berupaya menyelamatkan hutan Indonesia.  Jika benar, lantas orang Indonesia tidak berbuat? Orang kita cuma manusia-manusia yang hanya bisa merusak hutan? Terus, fungsi Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia buat apa?

Tentu saja, dibalik upaya-upaya yang sudah dilakukan Pemerintah, para NGO (Non Government Organization) masih banyak ditemukan kendala-kendala, entah itu kendala internal maupun kendala external.  Pengusaha-pengusaha yang bergerak disektor kehutanan, masyarakat yang tinggal di sekitar hutan, dan elemen lainnya yang bersinggunan dengan hutan masih perlu diedukasi tanpa henti.  Karena urusan perut bisa mengalahkan segalanya, termasuk membabat hutan untuk keberlangsungan hidup.

Edukasi saja untuk masyarakat sekitar hutan tidak cukup, mereka haruslah diberikan peluang mata pencaharian yang lain, agar niat untuk selalu membabat hutan sebagai mata pencaharian bisa dialihkan dan lebih produktif.  Para pengusaha hutan, haruslah memahami arti keberlangsungan dalam pengelolaan hutan lestari, karena selain memberikan manfaat terhadap keberlangsungan usahanya pun memberikan manfaat bagi masyarakat yang berada disekitarnya.

Semoga dan SELAMAT HARI HUTAN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun