[caption id="attachment_410097" align="aligncenter" width="560" caption="Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Gibran Rakabuming dan calon menantu ibu Negara, Selvi Ananda, saat melakukan jumpa pers pernikahan Gibran dan Selvi | Tribunjateng-Suharno"][/caption]
Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Istri Presiden Jokowi sekaligus ibunda Gibran Rakabuming yang sebentar lagi akan mempersunting Selvi Ananda, melakukan jumpa pers pernikahan Gibran dan Selvi di Graha Saba Buana, Solo, Jawa Tengah (14/4/2015).
Pada jumpa pers, ternyata sikap cuek dan dingin Gibran tetap dia pertahankan sehingga mengundang komentar yang kurang nyaman dari netizen.  Justru yang banyak bicara, Ibu Negara dan calon menantunya Selvi.
Adakah yang salah dari sikap Gibran?
Tergantung sudut pandang kita terhadap Gibran. Jika bicara idealis, sedingin dan secuek apapun seseorang, jika sedang menghadapi hari bahagia perkawinan, diharapkan si dingin berubah menjadi sosok yang periang, ceria, banyak bicara dan banyak senyum. Karena pernikahan diharapkan hanya sekali seumur hidup. Apalagi anak seorang presiden, sikap cuek dan dingin Gibran mau tidak mau menyinggung kedudukan orang tuanya sebagai kepala Negara.
Tetapi dari sisi lain, Gibran hanya ingin mengatakan bahwa inilah adanya aku, pendiam, tak banyak bicara, cuek dan dingin. Seakan-akan dia mau mengatakan, jangan paksa aku berubah seperti yang kalian inginkan.
Akun twitter @enomarsiano menulis, "Gibran judes banget gak ada senyum senyum nya dpan media mana jawab cuma sepatah dua patah doang "
Begitu juga akun @mutztiara pun berkomentar, "Tingkahnya gibran anaknya jokowi Keliatan sombong & angkuh?"
Bahkan pemilik akun twitter@NaelaTP menulis, "Mukanya Gibran ank jokowi tengil bangett, dagunya diangkat keatas, senyum dikit kek pak, diwawancara dilihat semua orang jugaa."
Sikap seseorang tidak mudah untuk diubah, mengharapkan orang lain seperti yang kita inginkan tidaklah mudah.
Apakah Gibran Judes?, Gibran angkuh? Terlalu mudah bagi seseorang memvonis sikap orang lain. Orang kita terlalu terbiasa bermanis muka dan ketika secara kebetulan bertemu dengan orang yang tidak pandai berkomunikasi, kita pun dengan entengnya mengatakan bahwa dia sombong, dia songong dan lain sebagainya.
Jadi…biarkan Gibran menghadapi kita dengan caranya, dengan pembawaan yang tidak dibuat-buat, giliran kita menyesuaikan diri dengan gayanya. Mengharapkan orang lain bersikap ideal hanya karena dia anak presiden, bukanlah sikap yang baik.
Sekarang, mari berfikir praktis, andai saja Gibran bukan anak Jokowi, apa masih ada komentar yang tidak enak ditelinga? Andai kita diposisi Gibran, belum tentu juga kita lebih baik dari dia. Mungkin berkali-kali lipat lebih angkuh, lebih sombong, lebih cuek.
Buat Gibran dan Selvi, Selamat….
Sumber : Tribunnews
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H