Benarkah?
Bukankah ceritamu hanya sisa nasi basi yang kau bagikan?
Bukankah teriakmu hanya sepenggal sadiwara bisu yang engkau perankan?
Bukankah igaumu hanya mimpi sore hari ketika ajal telah mencekik lehermu?
Bukankah mimpimu hanya ilusi saat mentari menyinari dustamu?
Â
Hey bung!!!
Â
Ingatlah, kemeja putihmu penuh dengan janji yang belum engkau tepati,
Ingatlah, senyum munafikmu masih engkau simpan disaku maksiatmu,
Ingatlah, sandaran empuk kursimu terbuat dari belulang ringkih masih menjerit kelaparan,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!