Mohon tunggu...
Aldy M. Aripin
Aldy M. Aripin Mohon Tunggu... Administrasi - Pengembara

Suami dari seorang istri, ayah dari dua orang anak dan eyang dari tiga orang putu. Blog Pribadi : www.personfield.web.id

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Tiwah, Antara Kewajiban dan Kehormatan

2 Desember 2015   20:59 Diperbarui: 2 Desember 2015   22:45 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Penombakan hewan kurban secara simbolis oleh tuan rumah (pelaksana tiwah). Penombakan yang wajib mengeluarkan darah walau sedikit, kemudian disembelih secara normal | dok. pribadi"]

[/caption]

Dana yang dikeluarkan biasanya membengkak, karena acara ini berjalan secara natural artinya tidak ada semacam even organiser yang mengkoordinir acara.  Pembentukan panitia hanya dimaksudkan untuk mengkoordinir pekerjaan-pekerjaan besar seperti membuat toras, temaduk atau sandung.  Dan umumnya pembengkakan biaya terjadi di sektor konsumsi, karena tidak ada batasan tamu yang boleh datang dan setiap tamu yang hadir wajib disuguhi makanan.  Tapi yang tidak tersunguhi makanan bisa menjadi aib jika kemudian tamunya berkoar-koar datang ke pesta tiwah tetapi tidak dapat makan.

[caption caption="Kepala hewan yang dijadikan kurban, digantung pada masing-masing tiang pengikat (pantar) pada saat hewan tersebut diikat sebelum disembelih | dok. pribadi."]

[/caption]

Dari satu sisi, pelaksanaan tiwah bisa menjadi daya tarik wisata, karena dalam pelaksanaan disuguhkan berbagai jenis kesenian daerah dan permainan.  Namun dari satu sisi lain, dana menjadi kendala utama pelaksanaannya.  Yang paling mungkin dilakukan adalah mengkoordinasikan acara ini dengan dinas pariwisata setempat dan dijadikan semacam agenda wisata dan melihatkan banyak keluarga dalam pelaksanaannya agar dana yang ditanggung tidak terlalu berat.

[caption caption="Sandung, tempat menyimpan kerangka jenazah yang diangkat dari liang kubur (bangunan seperti rumah) dan pantar tempat mengikat heran kurban dipindahkan ketempat tertentu dan menjadi rangkaian monumen telah dilaksanakannya pesta tiwah | dok. pribadi"]

[/caption]

Dengan cara seperti ini, kewajiban keluarga untuk melaksanakan pesta tiwah bagi keluarga yang meninggal dapat dilaksanakan, mendatangkan pemasukan bagi pemda setempat dan dana yang harus ditanggung pihak keluarga menjadi lebih murah.  Artinya, kewajiban dan kebanggaan pelaksanaan pesta tiwah tetap dapat terjaga.

Catatan :

  • Tidak ada paksaan bagi yang tidak suka minum baram/tuak diacara pesta, penolakan sebaiknya disampaikan langsung kepada yang menyajikan minuman, cara paling afdol menghindari minuman keras dengan sedikit menjauh dari lokasi pesta.
  • Tidak ada kepala manusia yang ditanam dalam acara pendirian pantar dan sejenisnya, tradisi ini sudah ditinggalkan sejak pertemuan besar di Tumbang Anoi Tahun 1893.
  • Adanya kepercayaan kapahunan dan sebagai bentuk penghormatan kepada yang menyajikan makanan dan minuman, jika tidak berkenan, sentuhkan tangan pada wadah makanan atau minuman yang disajikan dan berikan penjelasan penolakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun