Mohon tunggu...
Aldy M. Aripin
Aldy M. Aripin Mohon Tunggu... Administrasi - Pengembara

Suami dari seorang istri, ayah dari dua orang anak dan eyang dari tiga orang putu. Blog Pribadi : www.personfield.web.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tujuh Langkah Mudah Menghindari Stress Sebagai Kompasianer

22 September 2015   19:01 Diperbarui: 2 Oktober 2015   07:53 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi | wiwith.wordpress.com ~ diolah ulang by Aldy"][/caption]Menjadi warga Metropolitan Kompasiana (sudah tak layak lagi disebut kampung), kita harus pandai-pandai menata hati & perasaan dan membawa diri. Salah sedikit saja, bukan tidak mungkin pengadilan sosial menghadang didepan mata dan menjadi bulan-bulanan (Bahasa kotanya; dibully) dan dikepret oleh Admin kompasiana yang menurut sebagian kompasianer sebagai sosok yang berada dimenara gading, arogan, cupu, culun dan mau menang sendiri (makanya aku ogah jadi Admin).
Agar hal-hal tersebut tidak terjadi atau jarang terjadi, semuanya kembali kepada masing-masing kompasianer, agar tidak senewen/stress bahkan sedeng/gendeng gara-gara perlakuan yang dianggap tidak adil tersebut, berikut tips sederhana secara teori tetapi cukup sulit untuk dipraktekan.

  1. Artikel dihapus Admin.
    Pernah merasakan nyeseknya dada karena artikel dihapus Admin? saat buka artikel, yang tersisa judulnya saja, isinya hanya tulisan pendek “Artikel ini sudah dihapus”. Entahlah, apakah admin pernah mengirimi email yang berisi pemberitahuan penghapusan disertai dengan alasanya atau tidak, karena kebetulan belum pernah mengalaminya. Pernah? lakukan langkah ini:
    [-] Jika tidak punya arsip, buka saja dengan google cache. Salin dan tempel kembali tulisan tersebut, publish kembali. Bagaimana jika dihapus Admin lagi. Ulangi lagi prosesnya, silahkan kuat-kuatan dengan admin.
    [+] Teliti kembali tulisan yang dihapus, cari dimana letak kesalahan fatal yang menyebabkan tulisan tersebut jadi korban pedang keadilan admin. Mungkin gambar tanpa sumber, bisa jadi kadar copasnya lebih dari 75 persen. Lakukan perbaikan bagian yang dianggap melanggar, jika dianggap cukup, publish kembali.
    [+] Kirim surat elektronik ke admin, pertanyatakan alasan penghapusan tulisan dan minta admin menunjukan bagian mana saja yang dianggap melanggar ketentuan kompasiana (catatan; berguna jika tidak ada email pemberitahuan dari admin atau kompasianer ingin menyanggah keputusan admin).
    [+] Jika menganggap tulisan tersebut tidak memiliki kesalahan fatal dan enggan mempublish kembali karena dianggap sudah tidak up to date, buat tulisan keluhan yang ditujukan ke Admin, pertanyakan mengapa tulisan dihapus. Tidak ada jaminan admin akan mengembalikan tulisan. Cara ini dilakukan agar kompasianer lain tahu, mengapa tulisan tersebut di babat admin, sekalipun ini pernyataan sepihak.
  2. Komentar Menyerang Pribadi.
    Pernah kepribadian dan persoalan pribadi diserang hanya karena komentar disebuah tulisan?, tentukan sikap :
    [-] Cari kelemahan pribadi sipenyerang, balas dalam kolom komentar atau bila perlu buat tulisan khusus yang mendiskreditkan si pengomentar.
    [+] Jangan pernah balas menyerang pribadi seseorang, karena hal itu hanya menunjukan betapa dungunya seseorang sebagai kompasianer.
    [+] Ingatkan pengomentar dengan tegas bahwa dia sudah menyerang pribadi, balas komentar dan fokuskan pada materi pada tulisan atau jawab pertanyaan yang ada pada komentar.
    [+] Jika pengomentar masih saja menyerang pribadi, tinggalkan dan jangan diladeni. Orang seperti itu, semakin diladeni semakin besar kepala apalagi dijawab dengan emosi.
    [+] Sebaiknya jangan menghapus komentar yang menyerang pribadi, agar kompasianer lain tahu dan dapat memetik pelajaran dari masalah tersebut
  3. Sulit Verifikasi Akun (Green Verified).
    Kompasiana centang hijau sangat mudah didapat, penuhi persyaratan yang minta, yaitu dengan mengunggah tanda pengenal (KTP), masih belum berhasil? berarti anda belum beruntung dan lakukan ini :
    [-] Biarkan saja, tidak memverifikasi akun bukan berarti tidak bisa menulis, bukan berarti tulisan tidak baik dan tidak dapat dipertanggung jawabkan. Jika cerdik malah bisa menguntungkan, bisa berkomentar semaunya, bikin tulisan seenaknya.
    [+] Jika keinginan memverifikasi akun menjadi semacam keharusan, lengkapi persyaratan yang diwajibkan kemudian kirim email ke Admin, untuk mengkonfirmasi verfikasi akun. Jika dalam waktu tertentu masih belum diverfikasi, kirim ulang email ke Admin. Masih belum ada tanggapan dari Admin buat tulisan tentang sulitnya verifikasi akun, hitung-hitung sebagai tambahan artikel di Kompasiana.
  4. Belum Blue Verified.
    Verifikasi Centang Biru, adalah kasta tertinggi dikompasiana, tidak mudah untuk mendapatkan predikat sebagai kompasianer centang biru, bukan tidak mungkin, tapi sulit, karena tidak ada kriteria yang jelas bagaimana cara mendapatkannya.  Okey, jangan manyun, dunia belum kiamat, coba ini :
    [-] Cuek saja, akun biru, akun hijau maupun akun abal-abal tidak ada bedanya, yang membedakan (mungkin) hanya rasa bangga karena diakui sebagai kasta tertinggi di Metropolitan Kompasiana.
    [+] Mungkin memang belum saatnya sebagai warga dengan kasta tertinggi. Perbanyak lagi tulisan yang berkualitas dan unik seperti Mas Robbi Gandamana dan Mas Hilman Fajrian, walaupun artikelnya belum sampai serratus, tetapi karena tulisan mereka memang layak menjadikan mereka sebagai pemegang paspor biru, dengan sendirinya admin menganugerahkannya.
    [+] Tidak perlu berkecil hati, karena kompasianer yang hebat dan berilmu tinggi tidak pernah memikirkan apakah mereka pemegang paspor palsu, paspor hijau maupun paspor biru. Tirulah sikap mereka yang nothing to lose, insya allah hidup di kompasiana terasa nyaman dan indah.
  5. Sepi Komentar
    Tulisan jarang dikomentari dan divoted oleh kompasianer lain? Lakukan cara berikut untuk mengatasinya :
    [-] Buat akun abal-abal sebanyak-banyaknya, lengkapi gambar PP dengan image yang wajar (hindari menggunakan gambar artis), lebih baik jika setiap akun memiliki satu atau dua tulisan. Komentari dengan akun abal-abal dan balas komentar dengan akun yang membuat tulisan. Pasti ramai dan nantinya akan berimbas ke Nilai Tertinggi.
    [+] Coba instrospeksi, apakah sudah memenuhi tagline kompasiana “Sharing and Connecting?”. Membuat tulisan tapi enggan berkomentar di blog kompasianer lain? jika hanya masuk kategori kompasianer kelas biasa saja (seperti penulis), maka jangan kaget jika tulisan yang menurut penulis bagus tapi sepi komentar. Kecuali jika tulisan yang dibuat benar-benar unik, menyentak dan bergairah (halah…ini apaan sih?).
    [+] Sebagai kompasianer baru dan kelas ecek-ecek, balaslah komentar yang masuk, selebay apapun komentarnya.
    [+] Lakukan blogwalking, bacalah tulisan kompasianer lain, komentari dengan wajar dan pantas. Jangan berlagak selebritis, hanya mau dikomentari, hanya mau dikunjungi tetapi enggan melakukan sebaliknya.
  6. Minim Hits Pembaca,
    Tulisan jarang yang baca? Hingga minim hits? Gampang, tapi dosa tanggung sendiri. Coba langkah berikut:
    [-] Tekan tombol F5 berulang-ulang, hits pembaca akan bertambah dengan sendirinya sejumlah penekanan tombol F5, atau jika malas, minta teman yang ngerti, minta buatkan program kecil untuk menambah hits pembaca. Sesederhana itu.
    [+] Buatlah tulisan yang baik, valid, sedikit nyeleneh, sedikit nyerempet juga bisa.
    [+] Buatlah tulisan yang mudah dicerna, sedang trend pada saat itu dan jangan terlalu panjang.
  7. Jarang HL, Highlight, Nilai Tertinggi, Google Trend.
    Bagi kompasianer pemula dan abal-abal (termasuk penulis), predikat Headline (HL), Highlihgt, Nilai tertinggi dan masuk Google Trend sangat berpengaruh terhadap gairah menulis. Ada banyak kompasianer jingkrak-jingkrak, bahkan guling-guling sampai nabrak tembok saat pertama kali tulisannya di HL oleh admin.

    Predikat Headline, Highlight ditentukan oleh Admin, jadi pintar-pintar membaca persoalan yang sedang menjadi trend. Tulisan yang baik dan dianggap bermanfaat, tahap awal pasti di Highlihgt oleh Admin dan jika dianggap tulisan layak HL maka statusnya akan di naikan menjadi Headline. Tulisan yang bagus tapi menyerang admin, dijamin akan diabaikan….

    Nilai tertinggi secara otomatis ditentukan oleh mesin kompasiana, ada banyak cara untuk mengelabuinya (cari dan pelajari sendiri ya…), tetapi sebaik dan sebagus-bagusnya jangan pernah melakukannya dengan cara curang. Selain membohongi mesin juga membohongi diri sendiri dan kompasianer. Tidak ada gunanya. Jika ketahuan, kredibilitas sebagai kompasianer jadi hancur dan tidak ada lagi yang mau percaya dengan isi tulisan yang dibuat. Begitu juga dengan google trend.

    Para senior dan kompasianer mapan tidak pernah mempersoalkan tulisan mereka mau mendapat predikat seperti apa. Mereka enjoy dan tak pernah pusing dengan predikat. Tirulah langkah dan sikap mereka, stress tidak akan menghinggapi hanya karena persaingan ingin mendapatkan predikat.

Setelah mengetahui 7 (tujuh) hal dasar ini, diharap para kompasianer tidak stress dengan kondisi yang dialami, karena pada dasarnya, mayoritas kompasianer pernah mengalaminya. Tanyakan saja kepada pada punggawa lawas/para kompasianer senior yang ada dikompasiana. Sekarang masih juga stress memikirkan nasib sebagai kompasianer? Saatnya kelaut dah, mungkin disana ada jawabanya (*).

Penting!!!
[-] Cara yang culas, tidak direkomendasikan. Melakukannya sama saja dengan mempermalukan diri sendiri.
[+] Cara yang direkomendasikan, silahkan tambah sendiri cara-cara yang pantas dan wajar serta tidak bertentangan dengan aturan umum yang berlaku dilingkungan kompasiana maupun media online umumnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun