[caption caption="Menko Kemaritiman Rizal Ramli"][/caption]Hari ini, presiden Jokowi telah melakukan perombakan kabinet (reshuffle) setelah sekian lama hanya hembusan angin isu. Â Ada lima orang menteri dan satu orang seskab yang diganti oleh Presiden. Â Hanya satu menteri yang berpindah posisi, yaitu Sofyan Djalil dari Menko Perekonomian menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas menggantikan Andrinov Chaniago.
Yang menarik, adalah kesediaan ekonom Rizal Ramli menjadi Menjadi Menko Kemaritiman menggantikan Indroyono Sudirman. Â Kesediaan Rizal Ramli karena Presiden Jokowi meminta dengan mengatas namakan rakyat. Â "Saya sebetulnya ragu mau terima jabatan ini, tetapi saya terharu Presiden Jokowi betul-betul minta saya untuk bergabung. Bahkan, beliau katakan, 'Yang minta itu rakyat Indonesia'," ujar Rizal di Istana Kepresidenan, Rabu (8/12/2015) kepada kompas.com.
Sekarang saatnya Rizal Ramli membuktikan dirinya mampu mengemban amanat yang diberikan oleh presiden, karena seperti yang dikemukan oleh Tetan Masduki, Presiden merombak kabinet karena ingin memiliki menteri-menteri yang berpengalaman mengatasi krisis dan konsolidasi di pemerintahan untuk bisa mempercepat kerja kabinet.  Dan Rizal Ramli telah dinyatakan Presiden sebagai salah satu dari sekian banyak orang sanggup merealisasikan keinginan tersebut.  Jika gagal? presiden pula yang akan memutuskan tindakan apa yang akan diambil berikutnya.
Rizal Ramli, selain sebagai ekonom, juga dikenal sebagai orang yang cukup sering melakukan kritik terhadap kinerja para menteri kabinet kerja, salah satunya Rizal Ramli pernah mengatakan bahwa menteri kabinet banyak yang KW3. Â Dalam sebuah diskusi di Jakarta (4/2/2015), Rizal Ramli secara gamblang menyebut Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno, sebagai menteri KW3 terkait pernyataan Menteri Tedjo yang menyebut pendukung KPK sebagai rakyat tak jelas.
Dia juga mempertanyakan kinerja menteri-menteri yang membidangi ekonomi dan energi, terkait kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi padahal saat itu harga minya dunia sedang turun.  "Kalau jadi pejabat hanya bisa menaikkan harga, enggak usah sekolah tinggi-tinggi. Padahal banyak cara menurunkan harga," kritik Rizal ketika itu (kompas.com).
Dan jangan lupa, Rizal Ramli pernah menjabat sebagai Menteri Perekonomian era Presiden Abdurahman Wahid dengan melahirkan berbagai terobosan yang cukup baik, Â saat itu, ketika menggantikan Kwik Kian Gie, Rizal langsung mencanangkan 10 progam pemulihan ekonomi. Â Serta berhasil menyelamatkan PLN dari kebangkrutan tanpa melalui penyuntikan dana segar tetapi melalui reevaluasi asset, sehingga dari modal minus 9 triliun menjadi surplus 119 triliun rupiah.
Dari pengalaman yang berlimpah, harapan kepada Rizal Ramli bisa menjadi tinggi dan menjadi tantangan yang cukup berat. Â Karena jika gagal memenuhi harapan rakyat yang titipkan melalui Presiden Jokowi bisa menjadi bumerang dan menghancurkan kredibilitas seorang Rizal Ramli. Â Rizal Ramli juga harus membuktikan bahwa kritikannya yang menyatakan mentri kabinet kerja banyak yang KW3 bukan isapan jempol belaka, ini bisa dilakukan oleh Rizal Ramli jika dia berhasil menjalankan tugasnya sebagai Menteri Koordinator Kemaritiman, walaupun ada sedikit penyimpangan dari keahlian sebagai ekonom, tetapi karena kedudukannya sebagai seorang koordinator hal ini masih bisa dimaklumi, sekarang saatnya bung Rizal membuktikan kemampuannya dan ingat, karena ini permintaan rakyat, tentunya rakyat tidak ingin dikecewakan. Â Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H