Mohon tunggu...
Aldy M. Aripin
Aldy M. Aripin Mohon Tunggu... Administrasi - Pengembara

Suami dari seorang istri, ayah dari dua orang anak dan eyang dari tiga orang putu. Blog Pribadi : www.personfield.web.id

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Kabut Asap Mengancam, Apa yang Harus Dilakukan?

8 Juli 2015   15:10 Diperbarui: 8 Juli 2015   15:25 3294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Petugas dari Kepolisian Sektor Tambang memadamkan kebakaran lahan menggunakan peralatan sederhana di daerah Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Senin (29/6). Pemerintah Provinsi Riau menetapkan status Siaga Kebakaran Lahan hingga Oktober 2015. Hal itu karena potensi kebakaran sangat tinggi yang dipicu kemarau dan masih ada perilaku warga membuka lahan dengan cara membakar. | print.kompas.com

Titik-titik panas sudah mulai terpantau sejak awal tahun 2015, tetapi sejak awal bulan Juli 2015, titik-titik panas yang terpantau satelite NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration)  semakin banyak di Wilayah Sumatera dan Wilayah Kalimantan, ini mengindikasikan bahwa sebentar lagi prahara asap akan semakin meluas dari sekarang, anda yang belum terkena selimut asap dapat mempersiapkan diri dan keluarga jika kabut asap mulai datang menyelimuti.

Berbagai upaya sudah dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi bencana asap setiap tahunnya, tetapi karena lingkungan daerah tropis seperti wilayah indonesia, penanganan tersebut menjadi tidak mudah, apalagi bencana kabut asap itu dikarenakan ada pembakaran lahan (disengaja/tidak disengaja) di musim kemarau.

Masing-masing pemerintah daerahpun, dengan karakteristiknya masing-masing telah mengupayakan penanggulangan tersebut, sebut saja Pemda Sumatera Selatan telah mencanangkan Bebas Kabut Asap (Zero Kabut Asap) yang dideklarasikan oleh Gubernur Alex Noerdin dalam pertemuan dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dan jajarannya di Palembang pada 13 Januari 2015. [1]

Sementara itu Pemda Propinsi Kalimantan Tengah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalimantan Tengah sedang menyiapkan penetapan serta pelaksanaan status Siaga Darurat bencana kebakaran hutan dan lahan gambut. [2]

Penaburan garam untuk menciptakan hujanpun sudah dilakukan oleh Pemda Riau, walaupun sampai dengan hari ini masih belum menunjukan hasil yang memuaskan.  Upaya-upaya yang dilakukan oleh pemda-pemda tersebut semata-mata bertujuan ingin menciptakan lingkungan yang sehat, lingkungan yang bebas asap dan tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.[3]

Kenyataan dilapangan, sampai sejauh ini upaya-upaya tersebut belum menunjukan hasil yang diharapkan, ini dikarenakan upaya tersebut dilakukan hanya sporadis dan dilakukan setelah dan menjelang kemarau saja.  Tidak terdengar adanya upaya edukasi terhadap masyarakat sekitar yang memang memiliki kebiasaan secara turun menurun jika membuka lahan selalu dengan cara dibakar.

Hal ini ditambah lagi dengan kesadaran perusahaan-perusahaan yang ada dilokasi yang rawan kebakaran cenderung rendah, hanya diperhatikan jika titik api sudah membesar dan aparat mendatangi lokasi kebakaran.  Khusus untuk perusahaan-perusahaan tersebut biasanya berbenturan dengan masyarakat sekitar, masyarakat yang melakukan pembakaran, perusahaan yang terkena imbasnya.  Namun demikian, pendekatan dan sosialisasi yang dilakukan oleh perusahaan memberikan dampak yang sangat besar terhadap kesadaran masyarakat sekitar.

Dalam kondisi ini, rasanya tidak lagi tepat jika saling menyalahkan dan saling lempar tanggung jawab antara lembaga-lembaga yang berkompeten, tetapi sudah saatnya saling bersinergi untuk mencari jalan keluar terbaik yang bisa dilakukan untuk menanggulangi bencana asap yang rutin datang setiap tahun.  Agak mengherankan, bencana yang sudah bisa diprediksi terjadi setiap tahun, penganggulangannya masih sporadis, terkesan seadaanya dan tidak terkoordinasikan dengan baik.

Melihat perkembangan hari-hari terakhir, bukan tidak mungkin, kita akan terkena dampak kabut asap, untuk mengurangi dampak negatif yang timbulkan, lakukan beberapa langkah sederhana berikut ini : 

  1. Hindari atau kurangi aktivitas di luar rumah, khususnya penderita penyakit jantung dan gangguan pernafasan, mintalah nasihat kepada dokter untuk perlindungan tambahan sesuai kondisi. Segera berobat ke dokter atau sarana pelayanan kesehatan terdekat bila mengalami kesulitan bernapas atau gangguan kesehatan lainnya.
  2. Gunakan masker, jika harus keluar rumah karena keperluan mendesak, selalu gunakan masker.
  3. Minum, perbanyak minum air putih dan lakukan sesering mungkin
  4. Laksanan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS). Seperti makan bergizi, jangan merokok, stirahat yang cukup dan lain-lain, seharusnya ini tidak hanya dilakukan pada saat terjadi kabut asap, tetapi sudah menjadi bagian dari pola hidup sehari-hari.
  5. Beri perlindungan maksimal terhadap penampungan air minum dan makanan, karena bisa saja asap yang datang menyelimuti membawa benih-benih penyakit berbahaya.
  6. Cuci dengan bersih, jangan lupa selalu cuci buah-buahan sebelum dikonsumsi, dan bahan makanan dan minuman yang diperlu dimasak, harus dimasak dengan baik dan matang dengan sempurna. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun