Mohon tunggu...
Aldy M. Aripin
Aldy M. Aripin Mohon Tunggu... Administrasi - Pengembara

Suami dari seorang istri, ayah dari dua orang anak dan eyang dari tiga orang putu. Blog Pribadi : www.personfield.web.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Beginilah, Cinta Itu Seharusnya Ditunjukan

7 Juni 2015   04:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:18 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BJ Habibie, lelaki pecinta sejati yang layak dicontoh oleh lelaki manapun, walaupun sang tambatan hati ibu Hasri Ainun Habibie telah berpulang lebih dari 5 (lima) tahun, tetapi Pak Habibie selalu menunjukan cintanya pada ibu Ainun dengan rutin mengirimkan 3 (tiga) keranjang bunga ke Makam Ibu di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.

Kita bisa banyak belajar dari seorang BJ Habibie, bukan karena kecerdasannya tapi karena cara beliau menunjukan cintanya kepada sang Istri. Dari semasa hibup sampai akhirnya kematian memisahkan mereka. Secara fisik, pak Habibie dengan Ibu memang berpisah, tetapi secara bathin ibu Ainun tetap bersemayam di hati Pak Habibie, hal ini sering ditunjukan beliau dalam banyak kesempatan. Dalam sebuah acara di MetroTV, kita bisa melihat bagaimana bergetarnya seorang Habibie, ketika membacakan puisi untuk istri tercinta. Dan saat sekarangpun rasa cinta itu selalu ditunjukan dengan selalu mengirimkan 2 (dua) keranjang bunga sedap malam dan 1 (satu) keranjang anggrek ungu kemakam ibu Ainun Habibie setiap hari Selasa dan Jum’at.

Joko, penjaga makam menerangkan kepada Detik.com bahwa, pada saat ziarah pak Habibie akan menaburkan bunga mawar dimakam.  Dan ada yang membedakan secara mencolok pada makam ibu Ainun, pada sisi makam terdapat sebuah kendi kecil yang merupakan ciri khas orang jawa. Lain dari pada itu, ada yang mecolok dari bunga-bunga yang dikirimkan, pada keranjang bunga Anggrek selalu terselip setangkai mawar merah.

Begitu tingginya cinta sang Mantan Presiden kepada istrinya, dapat memberikan gambaran dan contoh kepada pasangan yang masih hidup, bahwa cinta bukan hanya ketika kedua sejoli masih bersama tetapi sampai keduanya dipisahkan oleh ajal.

Sungguh berbeda dengan para pesohor saat ini, begitu bangganya jika sudah bercerai dengan pasangan, bahkan pertengkaranpun jika memungkinkan di tayangkan di televisi, saling klaim kebenaran dan saling tuding kesalahan dan menganggap dirinyalah yang paling benar. Norma dan etika ditabrak sedemikian rupa, yang penting bisa tampil di televisi walaupun dengan predikat dan nama baik yang babak belur.

Tak pernah terdengar sekalipun, cekcok urusan rumah tangga pak Habibie tersebar keluar, bahkan ketika ibu Ainun sudah berpulangpun, tak pernah pak Habibie membeberkan sedikit kelemahan dan kekurangan ibu. Pak Habibie selalu membanggakan dan menyanjung ibu Ainun.

Kalau para pesohor kita, ketika cinta sedang bersemi, pasangan dipuji setinggi langit, ijab kabul dan pernikahan dilangsungkan seakan-akan merekalah satu-satunya pasangan yang paling berbahagia didunia ini. Tetapi baru beberapa bulan sudah terjadi perselisihan, umbar keburukan pasangan, menampilkan sisi paling kelam dari pasangan dan lupa janji serta puja-puji yang baru dimuntah beberapa bulan sebelumnya.

Hidup dan kehidupan anugerah yang Maha Esa, saat kita menikmatinya, nikmatilah yang wajar, tak perlu berlebihan. Silang sengketa dalam rumah tangga tidak mungkin dihindari, tapi bukan hal yang mustahil pula untuk diselesaikan dengan cara baik-baik dan bijaksana. Tuhan mempersatukan dua manusia justru karena adanya perbedaan dan menjadi kewajiban pasangan tersebut untuk selalu memelihara dan menjadi perbedaan tersebut menjadi perekat kebersamaan bukan menjadi senjata saling menjatuhkan. Karena Pernikahan bukan Ring Tinju untuk saling saling menjatuhkan tapi merupakan bahtera perjuangan menuju kebahagiaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun