Mohon tunggu...
Ferdi Ali
Ferdi Ali Mohon Tunggu... -

Kebenaran sejati bersumber pada kearifan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Membaca Tanda-tanda Zaman dalam Pilpres 2014

21 Agustus 2014   00:41 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:01 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, inilah yang diluar dugaan, ketika sampai pada waktu detik-detik pencalonan presiden dan wakil presiden terjadi suatu perubahan politik yang mengejutkan dan diluar perkiraan semua orang. Golkar tiba-tiba mendukung pencapresan Prabowo. Demikian pula partai politik lain, diluar koalisi PDIP, yang tadinya menyingkirkan Prabowo Subianto keluar arena politik tiba-tiba berbalik mendukung pencapresan Prabowo Subianto. Nah loe, apa yang terjadi sesungguhnya? Rencana koalisi Golkar-Demokrat mengusung Pramono Eddy Wibowo gagal. Koalisi Partai Islam pun gagal. Bahkan yang mengejutkan adalah tampilnya Mahfud MD menjadi “Ketua Tim Sukses” koalisi Merah Putih yang mengusung pasangan Capres Prabowo-Hatta.

Dan seiring dengan itu tiba-tiba ibarat jamur  di musim hujan, dukungan dari berbagai elemen masyarakat terhadap Prabowo Subianto tumbuh dimana-mana. Tiada hari tanpa deklarasi dukungan terhadap pasangan capres Prabowo-Hatta diberbagai daerah. Koalisi Merah Putih tiba-tiba melesat menyusul pasangan Capres Jokowi-JK dalam waktu singkat. Pasangan Prabowo-Hatta unggul 51,2% berbanding 48,8% sebagaimana disinyalir Sunday Herald Morning yang mengatakan bahwa ada tiga lembaga survey kredibel Indonesia yang menyembunyikan hasil surveinya.

Kondisi tersebut, tentu saja mengejutkan pasangan Capres Jokowi-JK yang diusung oleh koalisi PDIP yang sejak awal memang sudah yakin pasti menang. Keyakinan koalisi PDIP bukan tanpa alasan, karena mereka sudah bekerja keras mencitrakan dan mempromosikan habis-habisan Jokowi sebagai Capres yang bersih, jujur dan sederhana selama lima tahun ini. Hasil kerja yang sistematis dan terorganisir bertahun-tahun ini, dengan dukungan uang dan jaringan media massa yang kuat memang sukses berat, mengalahkan kandidat lain. Berdasarkan hasil survey, Jokowi unggul sampai diatas 20% terhadap kandidat-kandidat lain di periode April-Mei 2014.

Tampilnya Prabowo Subianto sebagai Capres 2014 memang diluar dugaan banyak pihak. Terutama bagi para pendukung Jokowi, sehingga membuyarkan skenario pemenangan Capres yang memang bukan disiapkan untuk menghadapi Prabowo Subianto. Mesin operasi pemenangan Jokowi-JK langsung hang. Memasuki bulan Juni, mesin dukungan terhadap pasangan Capres Jokowi-JK mengalami stagnasi, kalau tidak mau diakatakan mogok. Dan skenario alternatif ternyata tidak siap. Jadi seandainya bila pasangan Jokowi-JK kalah ya wajar saja.

Kalau kita perhatikan, perjalanan Prabowo Subianto menjadi Capres RI 2014 bukanlah tanpa perjuangan dan kerja keras. Sejak sejak muda, sebelum masuk militer, Prabowo Subianto dengan LSM nya sudah melihat dan merasakan langsung betapa susahnya kehidupan bangsa Indonesia yang miskin. Padahal Indonesia adalah negara kaya yang memiliki kekayaan alam yang melimpah. Jadi bisa dibayangkan bagaimana perasaan seorang Prabowo Subianto, seorang anak menteri bisa turut hidup bersama rakyat yang paling miskin pada waktu itu. Rasa empati inilah yang kemudian membakar jiwa Indonesia Raya Prabowo Subianto.

Jadi selama lebih 40 tahun mengabdi dan berjuang dengan ikhlas membantu rakyat Indonesia dengan sekuat jiwa dan raganya, membuat Presiden Gus Dur merasa hormat, sehingga dengan tegas Gus Dur berani mengatakan bahwa Prabowo Subianto adalah orang yang paling ikhlas berbuat untuk rakyat Indonesia.

Berpikir positif, tidak berpikir jelek terhadap orang lain, bekerja keras dengan ilmu pengetahuan, dengan niat tulus dan ikhlas buat rakyat Indonesia dan siap mengorbankan  jiwa raga adalah modal spiritual yang dahsyat bagi seorang pejuang tulen. Tuhan tidak tidur. Upaya keras Prabowo Subianto menegakkan keadilan dan membela orang-orang tertindas sejak sebelum dan sesudah dia masuk militer tidaklah sia-sia. Meski dia dihina, dikecam, dikucilkan bahkan terusir dari negeri sendiri. Namun seperti kisah Mahabarata, akhirnya Pandawa kembali dari pengasingan. Hasil survei terakhir menunjukkan bahwa Prabowo Subianto sudah unggul 52% berbanding Jokowi 42,8%. Hasil mengejutkan itu membuat Kurawa gelisah, karena tahta, harta dan kekuasaan akan hilang. Haruskah Baratayuda terjadi?

MEMBANGUN POLITIK YANG SEHAT

Penyimpangan yang terjadi di era reformasi ternyata lebih dahsyat dari ORBA, karena bukan saja penyimpangan ekonomi, tetapi juga penyimpangan ideologi dan PENGKERDILAN NKRI dengan melemahkan PERAN TNI – sehingga negara tetangga berani menghina Indonesia.

Dengan lemahnya TNI, ditambah angka kemiskinan rakyat Indonesia yang masih tinggi – membuat kehidupan ekonomi Indonesia dengan mudah “ditakar murah” oleh kekuatan asing – sehingga rakyat Indonesia tidak dapat menikmati hasil produksi sumber kekayaan alam sesuai dengan amanat Pasal 33, UUD 1945. Bahkan negara kita dipaksa impor 29 bahan komoditas pangan pokok termasuk garam – padahal Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia, negara agraris yang subur yang selalu disinari matahari sepanjang tahun. Ironisnya, kebanyakan para pengusaha kita secara sadar maupun tidak, telah menjadi budak asing di negeri sendiri. Menjadi komprador tulen yang memakan darah daging sendiri.

Meskipun telah ditakar dengan murah, Indonesia telah menjelma menjadi sebuah negara kaya dalam kelompok 20 negara terkaya di dunia (G20). PDB kita telah menembus angka Rp 10.000 Trilyun dengan GDP per Capita Rp 40 Juta per tahun atau setara Rp 3,3 Juta per bulan. Sadarkah rakyat Indonesia bahwa sesungguhnya di era reformasi ini mereka telah menjadi bangsa yang “makmur”. Telah terlepas dari belenggu kemiskinan. Tapi pada kenyataan, justru ketimpangan semakin dalam. Angka kemiskinan semakin besar seiring dengan keberhasilan pembangunan. Disinilah keadilan ekonomi wajib ditegakkan, sehingga pemerataan hasil pembangunan benar-benar dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia dalam waktu singkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun