Mohon tunggu...
Allan Cipta Wijaya
Allan Cipta Wijaya Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa teknik kimia yang hobi nulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Mahkota Raja dan Archimedes

25 Mei 2013   12:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:03 5739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="alignright" width="144" caption="Mahkota Raja"][/caption] Selama ratusan tahun, kota kuno Yunani Syracusa berada dalam situasi perang dengan Carthage. Merasa lelah dengan keadaan ini, pasukan Yunani merasakan ada ketidakcakapan dalam kepemimipinan di Syracusa. Mereka akhirnya memilih pemimpinnya sendiri seorang jenderal muda bernama Hiero. Kecakapan politik dan taktik Hiero membuat dia berhasil mengkudeta pemerintahan dengan cara yang efisien dan halus, memimpin secara penuh, Hiero berhasil memenangi perang terhadap musuh-musuh Syracusa dan akhirnya rakyat Syracusa memilih Hiero sebagai raja. Hiero menganugerahi dirinya sendiri sebuah istana dan sebuah mahkota emas, untuk membuat mahkota ini, Hiero menimbang emas murni secara khusus dan memerintahkan seorang pandai besi untuk membuatkannya mahkota berbentuk rangkaian daun salam dari emas tadi. Pandai besi menyelesaikan mahkota itu dan Hiero membayar upah pandai besi itu dengan kepuasan. Beberapa hari sebelum prosesi penobatannya, rumor mulai tersebar bahwa pandai besi itu berlaku curang dengan mencampuri mahkota itu dengan perak. Merasa marah, Hiero tetap mencoba bijaksana dengan menyelidiki dulu kebenaran berita itu. Hiero merasa hanya satu orang yang bisa membuktikan kemurnian emas mahkotanya yakni keponakannya, seorang ahli matematika jenius bernama Archimedes. Archimedes menerima permintaan Hiero, tapi menyelesaikan ini tidaklah mudah, Archimedes frustasi mencari cara. seperti biasa Archimedes mencelupkan dirinya ke bak mandi di pemandian umum. Dia menyadari ada air yang meluber keluar saat ia mencelupkan diri ke bak. Archimedes telah menemukan caranya, dia keluar dari pemandian telanjang bulat, pulang ke rumahnya dan berteriak, "EUREKA!" kepada istrinya. Metode Archimedes sederhana saja, air akan memberi daya tekan ke atas sama besarnya dengan volume benda padat yang dicelupkan di air tersebut, artinya pertambahan volume air =  volume benda padat. Archimedes meminjam emas murni dengan berat yang sama (artinya volume juga sama, prinsip massa jenis) dengan berat mahkota,  dia mencelupkan kedua benda itu di tempat berbeda dengan volume air yang sama dan mengukur pertambahan volume airnya. Mengasumsikan mahkota dan emas murni (sebagai pembanding) terbuat dari material yang sama, maka pertambahan volume air akan sama. Tapi jika benar mahkota dicampur dengan material lain, maka pertambahan volume air tidak akan sama. Setelah dicoba, ternyata Archimedes berhasil membuktikan bahwa mahkota itu telah dicampur perak dan logam lainnya oleh si pandai besi. Merasa marah, Hiero menghukum mati si pandai besi. Prinsip Archimedes ini kemudian dirangkum dalam asas Archimedes yang sampai saat ini masih dipakai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun