Mohon tunggu...
Allan Changrawinata
Allan Changrawinata Mohon Tunggu... -

Master Degree dan saat ini memimpin perusahaan manufaktur peleburan besi dan baja

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Century Gate "Sistemik atau Tidak" ?

25 Januari 2010   05:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:17 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Saya setuju dengan Pak Faisal Basri, sulit untuk menentukan sistemik atau tidak dengan kondisi yang sudah jauh berbeda (setahun lebih). Sebenarnya hal ini tidak perlu dipertentangkan, penguasa dalam hal ini Central Bank dan Menkeu yang mewakili pemerintah sebagai pemegang otoritas dalam hal keuangan negara mempunyai kewenangan untuk pengambilan kebijakan pada saat itu (dan bukan di saat ini yang kondisi krisis sudah normal kembali). Apabila yang diributkan saat ini adalah waktunya masih valid (diuji pada saat keputusan itu baru diambil di akhir thn 2008), maka kondisi akan berbeda.

Kalau kita baca cerita nya GM minta pada saat meminta bail out ke pemerintah federal, keputusan memang tidak hanya pemerintah federal saja yang memutuskan, tp masuk ke sidang senat amerika, jadi jelas disini untuk memutuskan hal yang besar, maka dibutuhkan legitimasi dari berbagi pihak yang terkait. Kondisi yang membuat pemerintah sebagai pengambil kebijakan, politisi dan pengamat ekonomi serta LSM berbeda pandangan adalah menyangkut kebijakan fundamental yaitu UU atau apapun sejenis nya yang tidak jelas atau belum jelas sama sekali untuk menyangkut hal bail out ini, sehingga terjadi perdebatan panjang yang terkadang sangat tidak etis untuk dilihat oleh seluruh bangsa ini.

Sebagai masyarakat, saya menganjurkan seharusnya pemerintah dan senat (DPR) duduk sama-sama, dan mengakui kekurang jelasan atas payung hukum atau proses pengambilan kebijakannya, dievaluasi secara bersama action plan nya seperti apa, sehingga tidak terjadi hal serupa di waktu yang akan datang. Kemudian, untuk pelaku yang melarikan uang dari bail out tersebut dan proses pemecahan deposito menjadi maksimum 2 Milyar, harus diadili dan dihukum yang sesuai atas perbuatannya.

Ingat, krisis global kemarin adalah menyentuh semua sistem keuangan global dan hampir di seluruh dunia, jadi perlu keputusan yang cepat dan tepat (untuk saat itu, apapun keputusannya selama bisa dipertanggungjawabkan di muka hukum dan di mata rakyat Indonesia). Proses berikutnya adalah, bagaimana cara menyelamatkan uang bail out yang sebesar 6,7 T tersebut sehingga bisa digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat di waktu yang akan datang. Jangan antar pejabat negara ribut namun tidak ada solusi yang tepat dan mengena sasaran.

Sebagai rakyat Indonesia dan anak bangsa yang bangga akan negara Indonesia, saya sangat prihatin dengan kondisi bank century akhir-akhir ini. Kapan negara kita bisa menjadi negara industri maju dan bisa disejajarkan dengan negara-negara maju lainnya ? China saja yang start dari belakang Indonesia dalam hal pembangunan ekonomi dan kesejahteraan, sekarang sudah sangat jauh meninggalkan Indonesia, belum lagi kita bicara negara Malaysia, Singapura, India, dan negara di kawasan asia lainnya. Kapan kebanggaan sebagai anak bangsa bisa kita pegang terus kalau negara lain bisa melangkah 5 langkah ke depan, kita baru bisa satu atau dua langkah, sisanya digunakan untuk saling menyalahkan. Mau kemana kita bawa negara tercinta kita ini kalau setiap hari kita hanya mendengar dan melihat antara pemerintah dan politisi ditambah lagi dengan pengamat ekonomi dan LSM selalu ribut satu dengan lainnya. Bukankah akan lebih bermanfaat buat seluruh bangsa, energy yang dimiliki oleh semua komponen bangsa yang jenius-jenius di bidangnya di SINERGY kan untuk kemakmuran bangsa Indonesia. Ayo, Presiden SBY lakukan sesuatu supaya negara kita ini lebih cepat maju. Banyak Rakyat kita di bawah tidak mengerti apa itu economy growth, GDP, Income per capita, index saham, currency exchange, exchange reserve, dsbnya... rakyat kita di bawah hanya mau merasakan adanya peningkatan kesejahteraan yang riil.. di mana mereka bisa merasakan untuk mendapatkan pekerjaan lebih mudah, akses terhadap sekolah mudah dan murah, pelayanan kesehatan yang murah, bisa hidup dengan layak untuk kebutuhan primer dan sekunder nya, akses terhadap informasi mudah, adanya jaminan keamanan dalam bekerja dan beribadah.. ini yang rakyat kita inginkan.. Jadi, saran saya " STOP UNTUK SALING MENYALAHKAN" tapi ayo dengan dimpimpin oleh Presiden SBY, kita bergandengan tangan agar energy yg kita miliki tidak terbuang sia-sia untuk saling menyalahkan, melainkan kita manfaatkan untuk membangun negara tercinta kita ini.

Penulis : Allan Changrawinata

Pekerjaan : Memimpin salah satu perusahaan manufaktur

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun