Mohon tunggu...
Allahkitaasa Luarbiasa
Allahkitaasa Luarbiasa Mohon Tunggu... lainnya -

From God, To God and For God

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kenapa Pemain Professional Tetap Perlu Pelatih?

3 November 2011   06:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:06 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Semua pemain profesional memiliki pelatih. Contohnya, pemain golf sehebat Tiger Woods sekalipun juga memiliki pelatih. Padahal jika mereka berdua disuruh bertanding jelas Tiger Woods-lah yang akan memenangkan pertandingan tersebut.

Mungkin kita bertanya-tanya, mengapa Tiger Woods butuh pelatih kalau jelas-jelas dia lebih hebat dari pelatihnya? Kita harus tahu bahwa Tiger Woods butuh pelatih bukan karena pelatihnya lebih hebat, namun karena ia butuh seseorang untuk melihat hal-hal yang TIDAK DAPAT dia LIHAT SENDIRI

Hal yang tidak dapat kita lihat dengan mata sendiri itulah yang disebut dengan BLIND SPOT atau TITIK BUTA. Kita hanya bisa melihat BLIND SPOT tersebut dengan bantuan orang lain.

Dalam hidup, kita butuh pemimpin untuk mengawal kehidupan kita, sekaligus untuk mengingatkan kita seandainya prioritas hidup kita mulai bergeser. Kita butuh orang lain menasihati, mengingatkan, bahkan menegur jika kita mulai melakukan sesuatu yang keliru, yang bahkan kita tidak pernah menyadari.

KERENDAHAN HATI  kita untuk menerima kritikan, nasihat, dan teguran itulah yang justru menyelamatkan kita.

Kita bukan manusia sempurna. Biarkan orang lain menjadi "mata" kita di area 'Blind Spot' kita sehingga kita bisa melihat apa yang tidak bisa kita lihat dengan pandangan diri kita sendiri...


SHARED BY
Al.Kira
http://allahkita-luarbiasa.blogspot.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun