Mohon tunggu...
Alko Komari
Alko Komari Mohon Tunggu... Swasta -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Hegemoni Piala Presiden Bukti Kecerdikan Jokowi

27 Januari 2018   08:59 Diperbarui: 27 Januari 2018   09:08 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Penggila bola di tanah air pasti saat ini tidak melewatkan sebuah tontotan turnamen pra musim dengan tajuk Piala Presiden. Piala Presiden yang juga disiarkan secara langsung oleh salah satu televisi swasta nasional ini sangat menyedot perhatian yang luar biasa bagi masyarakat, termasuk orang yang tidak mania bola.

Itu yang menyaksikan di layar kaca, belum lagi yang menonton langsung di stadion. Bahkan bisa dibilang ajang ini begitu menyita perhatian hampir seluruh masyarakat Indonesia.

Bagaimana tidak, turnamen ini dijalankan dengan model pembagian grup, dimana pada babak penyisihan masing-masing grup bertanding dengan sistem home turnamen dengan satu tempat.

Beberapa tempat yang menjadi penyelenggaraan turnamen ini juga tersebar diantaranya di Bandung, Malang, Surabaya, Kalimantan, dan Bali.

Tim - tim yang berlaga pun juga merupakan tim elit tanah air yang memiliki suporter yang banyak. Sebut saja Persib Bandung, Arema FC, Persebaya Surabaya, Persija Jakarta, PSIS Semarang, PSM Makasar, PSMS Medan, Sriwijaya FC, Bali United, Bhayangkara FC, dan tim tim lainnya.

Sebagai sebuah tontonan, Piala Presiden ini tidak hanya menjanjikan sebuah pertandingan olahraga sepakbola yang memperebutkan prestasi. Namun juga ada aspek pembinaan pemain muda, menggerakkan ekonomi masyarakat, industrialisasi sepakbola, dan memberikan hiburan kepada masyarakat luas hingga sampai pada pelajaran pengelolaan keuangan klub yang transparan.

Hal itu seperti yang ada dalam visi misi ajang Piala Presiden ini. Namun dibalik penyelenggaraan Piala Presiden ini, masyarakat seperti tidak menyadari bahwa selain visi misi tadi, ada misi terselubung yang menyertai ajang ini.

Siapa lagi kalau bukan Presiden Jokowi yang membonceng turnamen ini untuk melanggengkan kekuasaan. 

Dalam Teori Hegemoni yang dikenalkan filsuf Italia, Antonio Gramsci, masyarakat Indonesia melalui Piala Presiden ini jelas - jelas telah terhegemoni dengan hingar bingar penyelenggaraan turnamen ini.

Dalam teori hegemoni, masyarakat secara tidak sadar ikut menonton, menikmati dan larut dalam euforia pertandingan - pertandingan yang tersaji di Piala Presiden. Padahal terkadang tidak semua orang menyukai sepakbola dan sepakbola bukan menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi. Namun pada kenyataannya, orang seperti terbawa arus untuk menikmati Piala Presiden.

Keberhasilan Piala Presiden menghegemoni masyarakat Indonesia itu tak terlepas dari strategi jitu Pak Presiden dalam memanfaatkan euforia sepakbola di tanah air yang melibatkan massa yang tidak ada tandingannya dibandingkan olahraga lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun