Penulis : Agus Salim
Sejatinya, setiap insan memilik kecerdasan dan prestasinya sendiri, termasuk anak-anak. Sayangnya makna  cerdas dan prestasi dipahami secara sempit oleh sebagian besar masyarakat.Â
Mereka beranggapan bahwa yang namanya cerdas dan berprestasi adalah  ketika seseorang menjadi juara di kelas, Olimpiade Matematika, Fisika, Kimia dan olahraga.Â
Pada hakekatnya manusia memiliki banyak kecerdasan dan prestasi yang jika diasah dengan baik akan sangat bermanfaat bagi dirinya masyarakat, bangsa dan negara.Â
Diantara kecerdasan yang mampu membawa prestasi seseorang itu adalah kecerdasan kata, angka, nada gambar dan kinestetik, sosial, diri, alam, spiritual dan lain sebagainya.
Menurut para pemikir konsep kecerdasan jamak (multiple intellegence) setiap anak adalah hebat dan berprestasi dibidangnya masing-masing. Tugas orang tua, guru dan masyarakat adalah menemukan kemampuan terbaik anak (discovering ability) pada jenis kecerdasan utamanya.Â
Kini saatnya kita (orang tua, guru dan masyarakat) mendefinisikan ulang makna prestasi dan kecerdasan agar setiap anak merasa dirinya dihargai dan berarti, sehingga mereka bersemangat dalam berkontribusi menjayakan negeri ini.
Saatnya kita menghargai prestasi dan kecerdasan anak hari ini sekecil apapun itu. Karena dari prestasi-prestasi kecil hari, prestasi besar itu berawal.Â
Adalah sebuah prestasi, ketika seorang anak  dapat berbagi makanan atau mainan kepada temannya
Adalah sebuah prestasi  ketika seorang anak mengejar seorang pengemis tua dan memberikan uang jajannya
Adalah sebuah prestasi ketika seorang anak menyediakan air minum untuk tamu yang berkunjung ke rumahnya