Mohon tunggu...
Alkaf Prayoga
Alkaf Prayoga Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa Jurusan Komunikasi & Penyiaran Islam

Ghost Writer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengingat Sejarah: Agresi Militer Belanda I 21 Juli 1947

21 Juli 2024   14:42 Diperbarui: 21 Juli 2024   14:47 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Hari ini, 21 Juli, menandai peringatan penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Tepat pada tanggal ini di tahun 1947, Belanda melancarkan Agresi Militer I dengan dalih bahwa Indonesia masih merupakan Negara Federal di bawah kekuasaannya. Namun, alasan ini tak lebih dari upaya untuk menguasai kembali Indonesia yang baru saja merdeka dua tahun sebelumnya, pada 17 Agustus 1945.

Pelanggaran Perjanjian Linggarjati

Agresi ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap Perjanjian Linggarjati, di mana Belanda telah mengakui kemerdekaan Indonesia secara de facto. Serangan ini dimulai setelah ultimatum yang dilontarkan van Mook pada 15 Juli 1947, yang menuntut tentara Indonesia mundur sejauh 10 km dari garis demarkasi. Ketegasan pimpinan Republik Indonesia dalam menolak ultimatum tersebut menjadi pemicu utama terjadinya konflik.

Kronologi Agresi

Pasca Perang Dunia II, Belanda yang mengalami kekalahan hebat berusaha memulihkan keamanan dan ekonominya dengan menguasai kembali sumber daya alam Indonesia. Pasukan Belanda, yang kini beroperasi di bawah bendera NICA (Netherlands Indies Civiele Administration), mulai bergerak dari Sabang, Aceh, hingga ke Jakarta pada 15 September 1945. Pada 21 Juli 1947, Belanda secara resmi menyatakan tidak lagi terikat pada Perjanjian Linggarjati dan memulai Agresi Militer I.

Tujuan dan Dampak

Agresi Militer I ini memiliki tujuan jelas: menguasai sumber daya alam strategis di Jawa dan Sumatera. Di Sumatera, target utama adalah tambang dan perkebunan, sementara di Jawa, Belanda mengincar pabrik, pelabuhan, dan perkebunan. Gempuran di berbagai daerah vital ini menyebabkan banyak korban jiwa, meski hingga kini jumlah pasti korban belum diketahui.

Upaya Diplomatik Indonesia

Menghadapi agresi brutal ini, Pemerintah Indonesia segera mengadu ke PBB. Pada 31 Juli 1947, Dewan Keamanan PBB menanggapi dengan mengeluarkan Resolusi Nomor 27 pada 1 Agustus 1947, yang menyerukan penghentian konflik bersenjata. Resolusi ini tidak hanya menghentikan agresi tetapi juga secara de facto mengakui eksistensi Republik Indonesia.

Akhir Pertempuran

Setelah 16 hari pertempuran sengit, tepatnya pada 5 Agustus 1947, Belanda mengakhiri agresi dan gagal merebut kemerdekaan Indonesia. Meski penuh dengan tantangan dan pengorbanan, pertempuran ini menjadi bukti kuat bahwa semangat perjuangan Indonesia tidak dapat dipadamkan.

Agresi Militer Belanda I bukan hanya sebuah peristiwa sejarah, tetapi juga sebuah pengingat akan betapa berharganya kemerdekaan yang kita miliki. Perjuangan para pahlawan dan rakyat Indonesia dalam menghadapi agresi ini menjadi inspirasi bagi generasi selanjutnya untuk terus menjaga dan mempertahankan kedaulatan bangsa. Mari kita kenang dan hormati jasa-jasa mereka dengan semangat patriotisme yang tak pernah padam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun