Mohon tunggu...
Aljutri
Aljutri Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - SKM

Saya adalah lulusan Sarjana Kesehatan Masyarakat dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Saya mahir dalam penelitian (Kuantitatif/Kualitatif), analisis data kesehatan dam promosi kesehatan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Lemang Tapai Malam Kamisan dan Pengaruhnya terhadap Masyarakat Suku Serawai Desa Masat

29 November 2019   14:59 Diperbarui: 29 November 2019   15:06 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Menurut Bapak Lemasin selaku seksi seni dan budaya BMA Kabupaten Bengkulu Selatan. Zaman dahulu Suku Serawai banyak kedatangan suku pendatang dari berbagai daerah, seperti yang berasal dari Padang. Para masyarakat pendatang itu datang ke Desa Masat untuk berdagang.

Mereka datang ke Kelurahan Masat ini untuk menjual barang yang mereka bawa, para pedagang itu menjual barang yang mereka bawa di "pekan Masat". Pekan Masat adalah satu-satunya pekan tradisional yang ada di Kelurahan Masat. Selama berada di pekan Masat pedagang-pedagang tersebut menginap di rumah penduduk yang ada di sana.    

Pada saat menginap di sana para pedagang tersebut merasa bosan dengan makanan yang selalu mereka makan, lalu mereka mencari jenis makanan yang baru untuk mereka makan. Karena itu mereka meminta masyarakat di daerah pekan Masat untuk membuat makanan khas yang ada di daerah tersebut. Para penduduk di sana kemudian membuatkan mereka masakan lemang tapai. Karena menurut para pedagang masakan lemang tapai itu enak para penduduk di pekan Masat diminta untuk menjual lemang tapai.

Pada mulanya mereka menjual lemang tapai setiap malam. Dengan berjalannya waktu, pedagang padang itu tidak lagi menginap karena semakin majunya alat transportasi yang memudahkan para pendatang untuk pulang pergi ke daerahnya, sehingga tidak perlu menginap. Hal itu menyebabkan lemang tapai tidak di jual setiap malam hari.

Namun penduduk pekan Masat tetap berjualan lemang tapai, hanya saja mereka berjualan tidak setiap malam, melainkan hanya malam kamis saja dan sekaligus mereka dapat mempersiapkan dagangan mereka untuk keesokan harinya. Hal inilah yang menjadi asal mula tradisi lemang tapai malam kamisan.

Pengaruh Tradisi Lemang Tapai Malam Kamisan Terhadap Sikap Peduli Sosial pada Masyarakat di Desa Masat

Tradisi ini sangat berpengaruh baik terhadap perkembangan sikap peduli sosial masyarakat Desa Masat. Karena pada tradisi ini masyarakat Masat dapat lebih bersosialisasi dengan para pendatang dan pengunjung yang datang untuk mengikuti tradisi ini. Para masyarakat Desa Masat dapat lebih mengerti etika, tata bahasa dalam berbicara, dan lebih santun dalam bersikap.

Dan mereka pun mendapatkan tambahan wawasan tentang bahasa, budaya, dan teknologi dari wisatawan asing yang berkunjung. Karena dengan cara itu mereka dapat lebih mudah bersosialisasi dengan para pengunjung yang datang ke sana. Hal itu dibuktikan dengan sangat ramahnya masyarakat Desa masat terutama para pedagang lemang tapai yang ada di pekan Masat

Pengaruh Tradisi Lemang Tapai Malam Kamisan Terhadap Budaya yang ada di Desa Masat

Tradisi lemang tapai malam kamisan yang memang sangat membawa pengaruh sangat baik bagi masyarakat Suku Serawai terutama masyarakat yang tinggal di Desa Masat, seperti pengaruh terhadap perkembangan tradisi dan budaya masyarakat Desa Masat. Karena lewat tradisi ini budaya-budaya yang ada di Desa Masat mulai dikenali oleh masyarakat luar.

Karena untuk mengikuti tradisi lemang tapai malam kamisa ini, banyak masyarakat luar yang datang ke pekan Masat dengan cara itulah para penduduk di Desa Masat dapat mengenalkan budaya yang ada di daerahnya. Hal tersebut juga menyebabkan masyarakat luar juga dapat melestarikan salah satu budaya yang ada di Suku Serawai dan tradisi lemang tapai malam kamisan menambah daftar kekayaan tradisi yang ada di suku Serawai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun