[caption id="attachment_370236" align="aligncenter" width="600" caption="Presiden Jokowi Tanda Tangan di Majalah Time Fadli Zon"][/caption]
Tanggal 26 Oktober 2014, Fadli Zon, dalam kapasitasnya sebagai Wakil Ketua DPR, datang ke Istana Negara untuk menyaksikan pengumuman susunan kabinet oleh Presiden Joko Widodo. Setelah acara selesai, tiba-tiba dia mendekati Presiden Joko Widodo dan meminta tanda tangan sang presiden di atas sebuah sampul majalah Time edisi 16 Oktober 2014 yang memuat foto close up wajah Joko Widodo di sampulnya dengan judul A New Hope.
Esok harinya, 27 Oktober 2014, Fadli Zon berkicau dalam twitter dalam akunnya @fadlizon, “Kemarin di Istana Negara, saya meminta @jokowi_do2 menandatangani Majalah Time. Ini arsip perjalanan sejarah bangsa.” Ia juga menyertakan foto dalam tweet tersebut.
[caption id="attachment_350509" align="aligncenter" width="430" caption="Presiden Joko Widodo menandatangani sampul Time milik Fadli Zon (Foto : Twitter @fadlizon)"]
Kicauan yang diunggah pada jam 12.15 WIB tersebut, langsung di-retweet dan di-favorite oleh banyak akun lainnya. Mereka rata-rata menanggapi positif apa yang dilakukan oleh Fadli Zon tersebut. Ada yang menulis, “Good Job bro Fadli Zon”, “Mantab bang”, “Luar biasa, perbedaan politik tidak harus menjadi musuh politik”, dan lain-lainnya.
Beda tak harus bermusuhan
Selama berbulan-bulan, terutama dalam masa pemilihan presiden, Fadli Zon termasuk sosok yang dijadikan musuh bersama oleh para pendukung Joko Widodo. Mengapa ? Karena selain termasuk dalam lingkaran terdekat Prabowo, Fadli Zon juga termasuk sosok yang vokal terhadap pencalonan Joko Widodo sebagai presiden. Beberapa kritikannya antara lain menganggap bahwa Joko Widodo tidak layak menjadi presiden karena hanya bermodal popularitas dengan rekam jejak tidak jelas, selain itu visi misinya juga tidak jelas dan tidak amanah.
Setelah Jokowi bertemu dengan Prabowo pada tanggal 17 Oktober 2014 di Jalan Kertanegara Jakarta lalu, banyak orang menilai bahwa Prabowo telah menunjukkan sikap ksatrianya. Tetapi di luar itu, banyak orang yang meragukan apakah orang-orang di sekeliling Prabowo, terutama Fadli Zon, juga mampu menunjukkan sikap serupa ?
Foto sederhana yang diunggah Fadli Zon di atas, mudah-mudahan juga menunjukkan sikap kstarianya Fadli Zon sebagaimana yang telah dilakukan oleh Prabowo, orang yang selama ini paling dibelanya.
Meskipun mungkin banyak orang menganggap apa yang dilakukan oleh Fadli Zon dan Joko Widodo tersebut sebagai hal sepele dan tidak substansial, tetapi foto di atas bagi saya, sebagai rakyat kecil, cukup menyejukkan mata. Bahwa perbedaan pandangan dan pilihan politik bagaimana pun kerasnya, tidak perlu memutuskan tali persaudaraaan sebagai sesama anak bangsa.
Kita tentu berharap para tokoh kita yang memegang jabatan legislatif dan ekskutif dapat menunjukkan jiwa dan sikap kenegarawanannya. Apalagi masing-masing juga sudah mendapat bagian. Kubu Prabowo dan Koalisi Merah Putih (KMP) telah mendapat bagian di DPR dan MPR, sementara kubu Joko Widodo dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) telah mendapat bagian di kabinet.
Ke depan kita ingin melihat, kedua koalisi tersebut bisa saling mengisi dan mengoreksi. Jokowi dan KIH-nya dapat melaksanakan tugas-tugas kepemerintahan dengan baik karena adanya kontrol dan pengawasan yang ketat dari KMP.