Tanggal 8 sampai dengan 19 Agustus 2016 lalu saya mendapat tugas ke Makassar. Salah satu keuntungan yang bisa kita dapatkan saat berdinas ke luar kota adalah kesempatan untuk mengunjungi berbagai tempat wisata yang ada di kota setempat.
Di Makassar, salah satu tempat wisata yang banyak dikunjungi orang adalah Pantai Losari. Keindahan Pantai Losari dapat kita nikmati pada saat sore hari.
Pada siang hari apalagi, panas matahari yang sangat menyengat, membuat orang enggan datang ke tempat ini. Udara di Makassar pada bulan Agustus ini memang terasa sangat panas. Lebih panas dari tempat tinggal saya di Depok, apalagi dibandingkan tempat berdinas saya di Bandung.
Tetapi begitu sore tiba, keramaian di Pantai Losari mulai terlihat. Di sepanjang pantai mulai  dipasang meja dan gerobak yang hampir memenuhi seluruh di tempat di luar area wisata pantai. Pemandangan ini terbentang hampir sepanjang 1 KM mulai dari depan Rumah Dinas Walikota Makassar sampai depan Hotel Losari Beach, tempat saya dan teman-teman menginap.
Selain Pisang Epe, di beberapa sudut Pantai Losari, juga tersedia beberapa kulienr lain khas Makassar seperti Sop Konro, Coto Makassar, Es Palu Butung dan Es Pisang Hijau.
Senja Paling Indah di Pantai Losari
Sambil menikmati berbagai kuliner tersebut, kita juga bisa menikmati suasana yang paling indah di Pantai Losari, yaitu menyaksikan matahari terbenam. Matahari sore yang akan tenggelam di ufuk barat, dapat kita lihat pergerakannya dari detik ke detik.
Bagi para pecinta fotografi, waktu senja tersebut adalah golden hour, waktu emas.  Warna keemasan yang melatar belakangi kapal-kapal yang hilir mudik bergerak dan burung-burung yang terbang kesana-kemari semakin menambah keindahaan Pantai Losari. Sementara di sudut yang lain kita juga bisa menikmati keindahan bangunan masjid terapung, Masjid Amirul  Mu’minin, yang berdiri tidak jauh dari Rumah Dinas Walikota Makassar.