Mohon tunggu...
Al Johan
Al Johan Mohon Tunggu... Administrasi - Penyuka jalan-jalan

Terus belajar mencatat apa yang bisa dilihat, didengar, dipikirkan dan dirasakan. Phone/WA/Telegram : 081281830467 Email : aljohan@mail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Mahalnya Harga Sebuah Kebersamaan

23 Februari 2018   08:51 Diperbarui: 23 Maret 2018   15:59 1179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen keluarga (Dokpri)

Tahun ini pernikahan kami memasuki usia 25 tahun. Banyak riak dan gelombang hidup yang kami hadapi selama menjalani hidup berkeluarga. Ada riak kecil, sedang dan sesekali datang gelombang yang agak besar menguji kebersamaan kami.

Bagaimanpun kami tetap harus selalu bersyukur. Untuk setiap ujian yang datang, Tuhan selalu memberikan solusi terbaik buat kami.  

Banyak kenangan dan pengalaman manis dan pahit yang kami dapatkan selama seperempat abad tersebut, termasuk pengalaman hidup kami yang harus berpindah dari satu kota ke kota yang lain karena urusan pekerjaan. 

Kami pernah tinggal di Solo selama 5 tahun, lalu di Tulungagung 2 tahun, Palembang 3 tahun, Jakarta 2 tahun dan sejak tahun 2005 kami memilih Depok sebagai homebase kami.

Dari hasil pernikahan kami, Tuhan memberi kami karunia 3 orang putri yang kini tengah beranjak dewasa. Anak sulung sudah menyelesaikan pendidikan sarjana satu setengah tahun lalu, anak kedua duduk di semester enam dan anak bungsu duduk di semester dua.

Kami bisa menemani dan menyaksikan anak-anak tumbuh dan kembang. Dari detik ke detik kami juga menyaksikan dan merasakan kegembiraan dan kesedihan mereka.

Kami masih ingat ketika anak sulung kami harus berpindah sampai lima kali saat menyelesaikan SD. Sampai kami harus pontang-panting mencari sekolah setingkat SMP karena kepindahan tersebut. Jika tidak pindah, dia bisa masuk sebuah sekolah favorit di ibukota.

Kami juga merasakan kesedihan yang mendalam ketika anak nomor dua (SMP) dan nomor tiga (SD) lulus dengan nilai ijazah jeblok dan mereka malu untuk keluar rumah. Padahal dari kelas satu sampai kelas tiga nilai mereka biasanya cukup cemerlang. Saat itu, untuk mendaftar di sekolah negeri saja kami tidak berani. 

Dalam keadaan seperti itu, kami tetap harus menjadi orang tua yang baik bagi anak-anak. Kami harus tetap memompakan semangat dan motivasi kepada mereka agar tetap optimis melangkah ke depan. 

Alhamdulillah, akhirnya kami mendapat sekolah dengan lingkungan yang sangat baik yang dapat memacu mereka untuk berprestasi lebih baik.

Masing-masing harus berpindah 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun