Untuk keperluan tersebut tentu dibutuhkan dana tambahan. Kalau hanya dari saya pribadi tentu tambahannya sangat lama. Uang jatah bulanan dari orang tua saya saat itu tergolong kecil, hanya cukup untuk keperluan makan bulanan saja. Perlu dicari cara lain untuk menambah koleksi bukunya.
Menarik sewa
Salah satu hasil keputusan yang diambil untuk menambah koleksi buku adalah dengan cara menarik sewa buku yang dipinjam. Jika selama ini gratis, maka mulai saat itu dikenai biaya sewa dan jangka waktunya dibatasi seminggu. Jika belum selesai bisa diperpanjang lagi. Biaya sewanya tentu harus murah disesuaikan dengan daya beli orang-orang kampung.
Alhamdulillah dengan cara ini, koleksi buku perpustakaan kami bertambah dengan cepat. Kalau dulu setiap bulannya hanya bertambah dua buku, maka sekarang mulai bisa membeli 10 hingga 20 buku. Agar buku-buku tersebut selalu terjaga rapi dan tidak mudah sobek, masing-masing buku disampuli dengan sampul mika plastik. Juga diberi nomer indeks sederhana.
Agar buku-buku tersebut menarik minat banyak pembaca, saya juga memesan rak khusus kepada tetangga saya. Alhamdulillah cara ini cukup menarik banyak orang untuk membaca. Kali ini yang meminjam buku tidak hanya anak-anak kecil yang mengaji. Orang tua mereka juga banyak yang tertarik meminjam buku di perpustakaan.
Koleksi buku kami juga terus bertambah, mulai dari buku cerita anak, buku agama, pertanian, olah raga dan buku ilmiah populer lainnya.
Dalam waktu kurang dari setahun, koleksi buku perpustakaan kami sudah mencapai lebih dari 200 buku. Setiap hari rumah orangtua saya sudah seperti perpustakaan. Pengunjung hilir mudik meminjam dan mengembalikan buku pinjaman. Sebagian juga mojok di sudut ruangan untuk membaca di tempat. Untuk mereka yang tidak membawa buku keluar, tidak akan dikenai biaya sewa.
Minat baca meningkat
Salah satu hasil nyata dari adanya perpustakaan tersebut adalah meningkatnya minat baca di kalangan anak-anak. Kalau selama ini waktu kosong mereka banyak dihabiskan untuk bermain dan menonton televisi. Kini mereka juga menyisipkan sebagian waktunya untuk membaca. Dengan bertambahnya bacaan, wawasan mereka juga akan semakin luas. Mereka akan tahu bahwa dunia ini tidak sesempit kampung yang mereka tinggali.
Alhamdulillah, beberapa tahun kemudian, Â anak-anak remaja di kampung saya mulai banyak yang berhasil menembus berbagai perguruan tinggi negeri. Ada yang berhasil masuk Universitas Diponegoro Semarang, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Â IKIP, IAIN, bahkan ITB. Ini adalah sebuah lompatan besar bagi kampung saya.Â
Saya tentu tidak bisa mengklaim bahwa keberhasilan mereka menembus perguruan tinggi tersebut adalah karena perpustakaan kecil tersebut.