Kalau kita sempat datang ke masjid-masjid yang berada di wilayah Banjarbaru atau Martapura di Kalimantan Selatan, kita pasti akan menemui sebuah radio kecil yang ditempatkan di dekat mihrab, tempat imam, atau mimbar.
Dari beberapa keterangan yang saya dengar, radio tersebut ternyata tidak hanya sekadar untuk pajangan, tetapi punya fungsi khusus yaitu untuk me-relay siaran adzan dari radio Al-Karomah yang disiarkan langsung dari Masjid Agung Al-Karomah Martapura.
Masjid-masjid yang ada di Banjarbaru dan Martapura menjadikan waktu adzan di Masjid Agung Al-Karomah Martapura sebagai patokan waktu shalat di dua kabupaten tersebut, termasuk waktu adzan magrib selama bulan Ramadhan ini.
Peran Penting Kota Martapura
Meskipun hanya merupakan kota Kabupaten, Martapura punya kedudukan penting dalam sejarah perkembangan Islam, khususnya di wilayah Kalimantan. Martapura seperti Banda Aceh, juga sering disebut sebagai Serambi Mekkah.
Melalui Martapura lah agama Islam menancapkan pengaruhnya dan menyebar ke seluruh wilayah Kalimantan. Kota ini juga dikenal sebagai kota santri. Di sana-sini kita akan menjumpai santri-santri berpakaian putih-putih hilir mudik untuk menuntut ilmu agama.
Selain dikenal sebagai kota yang kental dengan suasana keagamaannya, Martapura juga dikenal sebagai Kota Intan yang banyak dikunjungi oleh wisatawan. Martapura merupakan merupakan pusat transaksi penjualan intan dan tempat penggosokan intan utama di Kalimantan dan menyediakan banyak cenderamata batu mulia. Martapura disebut-sebut sebagai salah satu daerah penghasil batu mulia berkualitas terbaik di dunia.
Radio dan Kenangan Ramadan di Waktu Kecil
Melihat radio tersebut saya jadi teringat saat menjalani Ramadan di Temanggung di masa kanak-kanak. Saat itu, patokan yang paling sahih dijadikan pedoman untuk waktu adzan magrib adalah radio daerah Temanggung.
Televisi tidak bisa dijadikan patokan karena waktu itu siaran televisi hanya ada dua, yaitu TVRI Pusat dan TVRI Yogyakarta. Waktu adzan antara Jakarta, Yogyakarta dan Temanggung tentu beda.
Biasanya kami, saya dan teman-teman, memanfaatkan waktu menunggu magrib dengan jalan-jalan ke berbagai tempat. Berangkat sehabis shalat ashar dan pulang menjelang maghrib.
Kadang-kadang, karena terlalu jauh berjalan kami sering masih berada di jalan saat adzan magrib telah tiba. Kami tahu bahwa waktu berbuka telah tiba dari suara adzan radio yang berkumandang dari rumah-rumah penduduk.