Awal September 2015 ini saya pindah tugas dari Jakarta ke Bandung. Salah satu tempat pertama yang saya kunjungi begitu sampai di Bandung adalah Masjid Raya Bandung dan alun-alunnya. Sebelum pindah, saya pernah menyinggahinya dua kali, meski hanya lewat sekilas saja. Kini, saya punya lebih banyak waktu untuk bernostalgia di tempat tersebut.
Sekitar tahun 1992-1993 saya memang pernah tinggal di Bandung untuk mengikuti pendidikan kedinasan di sebuah BUMN. Hampir setiap akhir pekan saya selalu mengunjunginya untuk sebuah kegiatan keagamaan.
Saat itu, suasana di sekitar masjid terkesan kumuh dan semrawut. Pada pedagang makanan dan alat ibadah seenaknya saja menggelar dagangan mereka. Jalan raya yang berada tepat di depan pintu masjid juga sering dijadikan sebagai tempat mangkal angkot yang tengah mencari penumpang.
Alun-alun Bandung yang berada di seberang masjid juga tak kalah menyedihkan. Kawasan tersebut terkesan kotor dengan sampah yang berserakan dimana-mana. Di malam hari, penerangan juga sangat minim sehingga cukup gelap dan angker. Pot-pot besar dan tanaman hias yang ditempatkan di berbagai sudut justru membuat alun-alun terlihat sempit dan interaksi sosial menjadi terbatas.
Pemerintah Kota Bandung bukannya tinggal diam melihat keadaan tersebut. Setiap walikota terpilih selalu berusaha merenovasi dan menata ulang Alun-alun Bandung menjadi sebuah ruang publik yang aman dan nyaman untuk masyarakat. Tetapi berbagai upaya tersebut nampaknya belum menunjukkan hasil sesuai dengan yang diharapkan.
Ruang Publik yang Membahagiakan
Masjid Raya Bandung dan Alun-alun Bandung saat ini sangat berbeda dengan keadaan 22 tahun yang lalu ketika saya meninggalkannya. Bangunan masjid kini terlihat megah dengan dua menara kembar di bagian kanan dan kiri yang menjulang setinggi 81 meter. Suasana di bagian depan dan di dalamnya juga sudah lebih tertata, meskipun, menurut saya, masih belum ideal untuk ukuran masjid setingkat ibukota propinsi.
[caption caption="Masjid Raya dan Alun-alun Bandung"][/caption]
Yang lebih membuat saya terkesan justru penataan Alun-alun Bandung yang kini terlihat sangat keren dan berkelas. Alun-alun tersebut telah bermetamorfosis menjadi sebuah ruang publik terbuka yang aman, nyaman dan gratis, sehingga selalu ramai dikunjungi orang.
Yang membuat keren adalah hamparan rumput sintetis dengan bentuk garis dan kotak yang dipasang di atas lahan seluas 4.000 meter persegi. Dari puncak menara masjid, hamparan rumput tersebut terlihat seperti sebuah lapangan sepak bola milik klub-klub besar di Eropa.
[caption caption="Metamorfosis Alun-alun Bandung (Sumber gambar : 1,2 & 3 blogs.wisatalokal.net, gambar 4 pribadi)"]