Doa penutup, akhir munajat, yang dipanjatkan oleh Maulana Zubairul Hasan dari India, mengakhiri pelaksanaan tiga hari pertemuan umat Islam se dunia (13- 15 Januari 2012) yang diselenggarakan di atas lahan seluas 150 hektar di tepi sungai Turag, di kawasan Tongi dekat ibukota Bangladesh, Dhaka.
Sebelumnya, Maulana Muhammad Saad Kandahlawi juga dari India berkenan menyampaikan ceramah penutup, akhir bayan. Pertemuan itu sendiri ini dibuka pada tanggal 13 Januari 2012 lalu oleh Haji Abdul Wahab dari Pakistan.
[caption id="attachment_156965" align="alignnone" width="400" caption="Kerumunan jamaah dalam Ijtima di Bangladesh ( gambar http://news2d.com/)"][/caption] Pertemuan (ijtima) dunia yang lebih dikenal dengan nama Ijtima Bishwa  merupakan ijtima yang ke-48, pertama kali ijtima ini diselenggarakan pada tahun 1966.
Untuk tahun ini pertemuan dilaksanakan dalam dua tahap. Pertemuan di atas adalah pertemuan tahap pertama. Tahap kedua akan dilaksanakan pada tahap 20-22 Januari 2012. Pertemuan ini dibagi menjadi dua tahap karena arena yang ada sudah tidak lagi mampu menampung jumlah jamaah yang datang dalam pertemuan tahunan tersebut.
[caption id="attachment_156966" align="alignnone" width="400" caption="Tenda yang digunakan oleh para jamaah (gambar : http://news2d.com/)"]
Dari dalam negeri sendiri, hampir semua tokoh-tokoh penting negara tersebut selalu menyempatkan diri untuk hadir dalam ijtima ini, termasuk di antaranya presiden dan perdana menteri Bangladesh.
Untuk membantu mengantur kelancaran dan keamanan jalannya ijtima, pemerintah Bangladesh mengerahkan tenaga keamanan sekitar 22.000 personil.
[caption id="attachment_156968" align="alignnone" width="400" caption="Aparat keamanan diperbantukan untuk membantu kelancaran dan keamanan selama kegiatan (gambar :http://news2d.com/)"]
Penyelenggara pertemuan ini adalah sebuah organisasi yang mempunyai jaringan di seluruh dunia yang tujuan utamanya adalah agar umat Islam kembali mengamalkan agama sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.
Sebagaimana ijtima-ijtima yang diselenggarakan di berbagai belahan dunia lainnya, setiap ijtima adalah bertujuan untuk mengeluarkan sebanyak-banyaknya jamaah yang siap dikirim ke seluruh penjuru alam.
Setelah pertemuan ini, akan dibentuk rombongan-rombongan jamaah yang bertugas untuk mendakwahkan dan mentablighkan agama. Mereka akan dikirim ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Di Indonesia sendiri, aktivitas jamaah tablig juga sudah terlihat sejak lama. Pusat kegiatannya di Indonesia bertempat di Masjid Jami Kebon Jeruk, Jalan Hayam Wuruk 83 Jakarta. Setiap malam jumat di masjid tersebut selalu diadakan pertemuan mingguan yang dihadiri lebih dari 3.000 orang jamaah.
Semua lapisan masyarakat dari kalangan petinggi-rakyat jelatan, orang kaya-miskin, pintar-bodoh, terlihat pada pertemuan tersebut. Tujuan utama pertemuan mereka adalah untuk bersilaturahmi dan untuk belajar menghidupkan kembali agama di seluruh lapisan masyarakat.
Hampir setiap tahun, di Indonesia juga diselenggarakan ijtima nasional juga juga dihadiri oleh banyak puluhan ribu jamaah, juga tamu-tamu dari luar negeri. Terakhir, pertemuan nasional di Indonesia dilaksanakan pada bulan Juni 2011 lalu di Cikampek, di lahan bekas gudang mobil Timor.
Mudah-mudahan informasi ini bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H