Tahun 1992-1993, ketika mengikuti sebuah pendidikan kedinasan di Bandung, saya sering datang ke Masjid Raya Bandung untuk mengikuti berbagai kegiatan keagamaan. Beberapa kali saya juga sempat beritikaf dan menginap di masjid tersebut.
Waktu itu keadaan di dalam masjid sudah cukup nyaman dan suasananya sangat mendukung untuk beribadah. Di luar masjid sebaliknya, terkesan kotor dan semrawut. Tepat di depan pintu gerbang masjid, banyak pedagang yang menggelar dagangannya serta angkot yang berhenti menunggu penumpang.
Keadaan alun-alun yang tepat berada di seberang jalan masjid juga hampir sama. Jika malam hari, tempat tersebut cukup gelap karena lampu penerangan yang kurang sehingga sering disalahgunakan.
Sebenarnya Pemerintah Kota Bandung juga sudah berusaha membenahi kawasan ini dengan berbagai cara, tetapi hasilnya belum maksimal.
***
Hari Jumat, 23 Januari 2015 lalu, saya punya kesempatan mengunjungi Bandung untuk sebuah tugas dinas. Disela-sela waktu tersebut, saya berusaha mencuri-curi waktu untuk bisa menengok kembali Masjid Raya Bandung dengan alun-alunnya.
[caption id="attachment_366120" align="aligncenter" width="630" caption="Masjid Raya Bandung & Alun-alun Kota Bandung"][/caption]
Dari berbagai media saya mendapat kabar bahwa kini Masjid Raya Bandung dan alun-alunnya sudah sangat berbeda. Kawasan tersebut telah ditata oleh Pemerintah Kota Bandung menjadi sebuah area publik yang aman, nyaman dan ramah untuk seluruh lapisan masyarakat. Semua warga bisa berbaur dengan warga lainnya tanpa sekat. Semuanya bisa dinikmati dengan gratis. Alun-alun "baru" ini diresmikan oleh Walikota Bandung pada tanggal 31 Desember 2014.
[caption id="attachment_366121" align="aligncenter" width="630" caption="Anak-anak riang dan bebas bermain "]
Ternyata benar, keadaannya sekarang sangat berbeda dengan dulu ketika saya masih sering datang ke tempat tersebut. Masjid Raya Bandung dengan menara kembarnya yang mempunyai ketinggian 81 meter, kini terlihat cukup megah. Alun-alun yang dulu terkesan serem, kini menjadi sebuah lapangan yang luas dengan rumput sintetisnya.
[caption id="attachment_366122" align="aligncenter" width="630" caption="Pemandangan alun-alun dari menara masjid, sperti stadion di Eropa"]
Dari puncak menara masjid, alun-alun tersebut terlihat seperti sebuah lapangan sepak bola milik klub-klub besar di Eropa. Saya bermimpi, mudah-mudahan dari alun-alun ini kelak bisa lahir pesebakbola hebat dari tanah air.
Di alun-alun seluas 22.700 meter persegi ini kita dapat menyaksikan berbagai aktifitas warga. Di satu sudut, terdapat ratusan warga yang tengah berkumpul dan asyik berbincang satu dengan lainnya. Disudut lain, anak-anak dengan seragam olah raga asyik bermain bola. Sudut lainnya lagi, sekelompok pelajar tengah serius belajar bersama.
Di tempat tersebut, juga banyak terdapat keluarga muda yang melepas anak-anak mereka berlari kesana-sini dengan polosnya. Tak ketinggalan banyak juga yang berselife ria dengan berbagai gayanya. Semua terlihat bebas dan gembira seakan tanpa beban.
[caption id="attachment_366124" align="aligncenter" width="576" caption="Alun-alun Bandung, tempat berinteraksi semua lapisan masyarakat"]
Saat itu saya datang sekitar jam 2 siang, suasana di alun-alun cukup ramai. Keadaan rumput sintetis yang cukup panas karena sengatan matahari, tidak menghalangi mereka menginjak lapangan tersebut. Mereka semua terlihat cukup berbahagia.
Orang Bandung Layak Berbahagia
Baru-baru ini Pemerintah Kota Bandung bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik Bandung melakukan survei indeks kebahagiaan yang mengambil sampel acak sebanyak 1.080 responden warga Bandung yang tersebar di berbagai tempat di wilayah Kota Bandung.
[caption id="attachment_366125" align="aligncenter" width="555" caption="Hadiah indah untuk Kota Bandung"]
Survei tersebut menggunakan 10 variabel yaitu pendidikan, kesehatan, pekerjaan, pendapatan, keamanan, hubungan sosial, ketersediaan waktu luang, kondisi rumah, kondisi lingkungan dan keharmonisan keluarga.
Hasil survei menunjukkan bahwa warga Bandung cenderung dalam kategori bahagia. Hasil survei yang hasilnya cukup membahagiakan tersebut tentu tidak lepas dari kesungguhan Pemerintah Kota Bandung yang digawangi oleh walikotanya yang seorang arsitek terkenal, M. Ridwan Kamil dalam membangun wilayahnya.
Sejak awal menjadi walikota, Kang Emil, sapaan akrab M. Ridwan Kamil, memang bertekad menjadikan Bandung sebagai kota bahagia, masyarakatnya menjadi masyarakat yang bahagia, masyarakat yang murah senyum, senang disapa dan suka berbagi.
Salah satu cara yang dilakukan Kang Emil untuk membahagiakan warganya adalah dengan membangun banyak ruang publik agar masyarakat bisa saling berinteraksi. Pemerintah Kota Bandung hingga saat ini telah membangun 300 taman tematik. Salah satunya adalah alun-alun Kota Bandung ini.
[caption id="attachment_366128" align="aligncenter" width="562" caption="Alun-alun yang menyatu dengan masjid, bahagia lahir dan batin"]
Tanpa melalui survei yang jelimet, kita bisa menyaksikan secara langsung kebahagiaan warga Bandung saat berinteraksi di alun-alun Kota Bandung.
Terwujudnya masyarakat yang bahagia dan sejahtera di Indonesia ini sebenarnya bukan sesuatu yang mustahil, andaikata pemerintah memang punya komitmen yang kuat. Dalam skala tertentu, Kang Emil telah memberikan contoh untuk masalah tersebut. Warga Bandung saat ini dapat merasakan dan menikmati langsung hasil pembangunan yang dilakukan oleh pemerintahan kotanya.
Mudah-mudahan contoh penataan Kota Bandung yang dilakukan oleh Walikota Bandung ini dapat menginspirasi para bupati dan walikota lain dalam menata wilayahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H