Kematian adalah sebuah keniscayaan. Setiap yang berjiwa pasti akan mengalami kematian. Seluruh manusia di jagat raya ini --yang masih hidup-- selain memiliki raga juga memiliki jiwa. Raga akan bersatu dengan tanah dan jiwa akan menuju kehidupan di tempat lain yang masih ghaib.
Pertanyaan berikut sangat perlu diajukan : Sejauh mana manusia berfikir bahwa dirinya akan mengalami kematian? bekal apa yang akan dibawa setelah kematian? dalam keadaan bagaimana dia mengahadapi maut? (any more question?)
Pertanyaan terakhir sungguh selaras dengan judul di atas. Dalam keadaan bagaimana manusia menghadapi kematian? ada 1000 cara menuju kematian : Ketika menerobos pintu antrian masuk GUBK, ketika berdemontrasi, ketika mengendarai pesawat terbang, ketika menyebrang di jalur bus way, ketika bekerja di Freeport, ketika di depan kafe, ketika dipenjara di Malaysia atau ketika bekerja di Saudi Arabia ... (silahkan pembaca bisa menambahkan).
Tapi sayang 1000 kali sayang, kematian yang tidak diketahui oleh khalayak dan juga handay taulan karena tidak ada identitas yang kemungkinan dicuri orang. Walaupun begitu, semoga amal baik beliau itu di terima Sang Pencipta dan segera diketahui identitasnya. Amin.
Sudahkah kita memikirkan bahwa kita sebagai manusia akan mengalami kematian?
Sudahkah kita berfikir bekal apa yang akan kita bawa ketika menghadap Sang Pencipta?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H